Hehe...
Males kayaknya kalau harus kerja nih. Libur kok banyak pending matters. Dan hari Senin juga nanti kayaknya bakal males luar biasa. Notabene, dua hari terakhir ini aktivitas perkantoran dan sekitarnya 90% lumpuh. Walaupun secara statistik presentasi ini belum terbukti, tapi feeling saya bilang segitu lah kira-kira. Yah apalagi penyebabnya... suasana lebaran memang selalu begini dari tahun ke tahun.
Selayaknya kota mati, itulah gambaran Jakarta. Tapi sejujurnya itu gak terlihat banget di tahun ini. Masih ada keramaian dan kepadatan lalu lintas di sana-sini, walau tidak separah hari normal. Tambah lagi, hujan ini lebat sekali, sedikit berkabut dan anginnya kencang. Langsung terbayang suasana vila di Lembang yang berbukit dan tenang, jauh dari keramaian, sambil ditemani secangkir coklat panas. Rindu masa-masa itu.
Alhasil gini deh... malah nge-blog, bukannya kerja. Pingin tidur tapi ga bisa ngantuk. Bosan abis. Sungguh suasana yang bener2 ga enak buat kerja. Semua serba slow dan turun kadar konsentrasinya.
Sementara itu, saya sempat kembali mengorek-ngorek beberapa memory silam. Membuka kenangan-kenangan masa SMA, kuliah, maupun saat kerja di 1-2 tahun pertama. Sungguh pemandangan yang menyenangkan melihat kejadian2 itu. Cuma memang yang namanya foto itu sebagian besar mengesankan yang bagus, menyenangkan, lucu, dan bisa nempel di hati dan pikiran. Saya terpikir sejenak, kenapa tidak ada foto waktu saya lagi sakit, atau tidak ada foto waktu saya dulu putus sama pacar, atau lagi dihajar tekanan deadline yang bertubi-tubi, atau waktu saya pernah membuat orang tua atau adik-adik saya sedih dan kecewa, atau saat saya berselisih dengan teman, atau saat cinta saya ditolak, dan lain sebagainya.
Sering memang orang bilang, yang baik disimpan, yang buruk dilupakan. Tapi kenapa saya mau menyimpan yang buruk juga. Bagi saya semua pengalaman buruk itu bener-bener pingin saya jadikan kenangan. Tapi tentunya untuk tujuan yang positif. Saya yakin saya bukan orang yang hebat dalam spontanitas, tapi saya mau berubah bila tindakan pertama saya salah. Makanya, saya mau menyimpan itu semua.
===========================================================================
Dan hari ini juga (sebetulnya sejak semalam sih), Spire kehilangan Bu Noni. Meninggal di usia 42 tahun. Gak nyangka ya. Tapi kalau memang itu yang terbaik, dibandingkan dia harus tersiksa oleh mesin-mesin yang menopang kinerja tubuh dan pernafasannya. Beruntung saya sempat jenguk beberapa jam sebelum dia pergi. Sungguh miris memang. Suami yang benar-benar tabah, seorang putra yang masih kelas 3 SMP. Dan keluarga-keluarga yang lainnya. Memang sepertinya benar lelucon kasar yang diceritakan orang itu mengenai RS Dharmais: "Datang naik kursi roda, pulang naik 'mobil' (baca: ambulans)". Yah, kasar memang, but that's almost 100% true. Semoga saya ataupun keluarga tidak pernah akan mengalami hal-hal buruk seperti itu. Itu semua jalan Tuhan, kita hanya bisa berdoa, berserah, dan berserah. Semoga arwah Ibu Noni diterima di sisi Tuhan. RIP.
No comments:
Post a Comment