Apakah judul di atas terdengar seperti 'perpisahan'?
Hmm... ga juga sih sebetulnya. Sekitar 2-3 minggu lalu, Papa memutuskan untuk "bersedia" bekerja untuk orang lain. Yah memang masih ada hubungan keluarga juga. Tapi yang terpenting adalah kemauan dia yang cukup kuat untuk kembali bekerja.
Mungkin dia juga sudah cukup merasa jenuh karena terlalu lama mendekam di rumah saja. Tidak ada yang bisa dilakukan. Dan saya yakin, sebagai seorang pria dan kepala keluarga, pasti dia merasa ada sedikit beban dan perasaan bertanggung jawab untuk menghasilkan sesuatu untuk keluarga.
Yah terdengar terlambat memang, malahan tanggal 9 April ini, beliau sudah akan berumur 56 tahun, yang notabene merupakan umur ideal untuk seorang pensiunan. Tapi apa boleh buat, beliau baru memulai lagi kehidupannya. Dan buat saya, tidak ada kata "terlambat."
Memang yang cukup berat adalah, menghadapi fakta bahwa dia akan berada sedikit jauh dari rumah. Dia akan tinggal di Karawang. Dan mungkin akan pulang ke rumah dalam kurun waktu tertentu. Sekitar sebulan sekali. Di samping itu, saya juga mengkuatirkan kondisi papa yang sudah berumur. Saya tidak ingin papa menjadi terganggu kesehatannya dengan keputusannya ini. Hal ini yang juga menjadi concern adik-adikku. Namun setelah kupikir lebih jauh, sepertinya ini bisa menjadi solusi juga. Tingkat stress yang dimiliki-nya bila sedang berada di rumah (tanpa aktivitas) akan cukup tinggi dibandingkan dia bisa mengerjakan sesuatu yang bisa mengisi hari-hari tuanya. Jadi, kami setuju dan mendukung. Dengan catatan, papa tidak boleh melakukan pekerjaan kasar yang mudah mengganggu kesehatannya.
Hingga hari ini...
Yah sampai saat ini, malah saya mendapat hasil yang cukup positif. Di kala kami sesekali menelpon papa, beliau terdengar cukup senang. Sesekali dia melemparkan lelucon. Dan yang penting adalah tidak ada tekanan lagi yang dirasakan oleh mama. Saat mereka berdua suka bertelepon pun saya sering mencuri dengar dan saya cukup senang mendengar mama seringkali tertawa senang dan terpingkal-pingkal. So... why so worry about that... Malah yang sekarang jadi concern-ku adalah Mama. Manakala saya dan Rio sedang bekerja, Lia sedang kuliah, maka Mama akan sendirian di rumah. Yah semoga ini cuma ketakutan-ketakutan normal saja. Saya yakin Tuhan jaga dia juga di rumah.
Good luck, Dad!! I know you've plans, something for us to achieve. I wish you nothing but the best, Dad.
Love from your eldest son,
Steven
No comments:
Post a Comment