Wednesday, August 20, 2008

"Happy" Long Weekend




BANDUNG (August 17-18 2008),

MERDEKA!!!! Long weekend kemarin pegi ke Bandung sama temen2 begaul (Joko, Bendot, Romo, Pipi, Cici, Juned). Akhirnya... setelah lama pingin pegi keluar Jakarta kesampean juga. Jadi intinya lebih baik planningnya tidak matang. Just go with the flow. Yah... itung2 sekalian liburan. Walaupun dah sempet kbingungan mau nginep dimana, akhirnya kita dapet penginapan yang lumayan oke lah dan ada bbrp kejadian yg cukup "seru", e.g. that guy with Camry D 9 LO. Hahaha... let it be our secret... But... i think it is no longer a secret, since Pipi found that car at Andy's showroom, and... it belongs to Andy's bro. WOW.... what so coincidence, rite?

We met Aaron there and hanged out together. Very funny and just like old time... we had fun there. Tried some popular food sites and almost visited one of the spooky sites, Goa Belanda and Jepang. Huiii.....

It was quite a fun holiday, even though i was still struggling with my job there. Haha... how ironic... even others said: "Can u find another job, dude? We're on holiday." Yeah... it was very pathetic. And you know what... i'm thinking of looking for another job lah. I need life. I know sometimes it happens because of my mistake. I didn't manage my time well. But, once again.. did I ?? I don't think so. I managed them well. I believe that. But, things are coming and striking me with many problems that I can't avoid. But anyway... just let c lah. This is what i called as 'challenge' (really???).

Sunday, August 10, 2008

Menyerahkah aku??

(demi sesuap nasi dan segenggam berlian -> quoted from a friend)

Hmm... beberapa hari belakangan ini banyak hal yang membuatku berpikir akan apa yang sudah kulakukan dan yang belum kulakukan. Apakah semua perjuangan ini harus berhenti dan memulai lagi dari 0. Seperti halnya sebuah goresan cakrawala yang dibuat oleh seorang pelukis, semua tidak akan pernah "lurus." Beberapa kali terpikir dalam benakku untuk menyerah dengan semua yang sudah kuikrarkan saat aku lulus kuliah.

Sekitar 4-5 bulan lalu aku pernah bilang: "Ini titik terendah dalam usahaku untuk mencapai karir yang lebih baik." Tidak banyak yang dapat kulakukan saat itu. Sungguh sangat jenuh. Seperti tidak ada kehidupan. Aku merasa tiada andil yang cukup untuk kubanggakan dalam pekerjaanku. Tapi nyatanya Tuhan masih berbelaskasihan. Hingga beberapa pekan ke depan... Deadline project baru menanti dengan timeline yang cukup menyiksa. Aku pun menyadari, bahwa selama masa itu aku tidak akan bisa banyak istirahat dan bersenang-senang.

Hari Rabu tanggal 6 Agustus 2008, sore hari. Adikku, Natalia masuk rumah sakit untuk bedah usus buntu. Di saat itu aku langsung mengeluh hebat kepada Tuhan, "Kenapa, Tuhan?? Tidak cukupkah semua ini? Di saat aku mulai merencanakan sesuatu yang bisa kubanggakan pada keluargaku dan diriku sendiri, semua ini mesti datang lagi." Sampai hari ini... saat aku duduk untuk menulis semua ini, aku merasa bahwa ini adalah kondisi di mana aku sedang berada dalam sebuah jurang yang sangat dalam. Sulit sekali bangkit dan mulai mendaki. Ini jauh lebih buruk dari beberapa bulan yang lalu. Sepertinya aku ingin lari dari semua ini, melupakan semua janji dan menghilang dari semuanya. Aku lelah... lelah sekali.

Walau begitu ada secercah harapan yang kudapat. Seorang pastor pernah bilang: "Mujizat bukanlah suatu representasi atas pengharapan yang instan, tapi adalah sebuah pengharapan yang terus-menerus dan penuh aktualisasi diri. Butuh keyakinan teguh dan semangat iman." Kita tidak akan tahu seberapa besar mujizat yang Tuhan berikan. Apakah kadarnya 75%, 50%, atau bahkan cuma 5%. Mungkin terkadang kita memang berpikir kalau sesuatu yang buruk terjadi pada kita, kita pasti mengira itulah saat di mana pengharapan akan mujizat itu sirna. Tapi aku ingat lagi dengan kata-kata pastor tadi, "Mungkin itu adalah tahap awal dari semua mujizat itu. Rencana Tuhan tak akan terpikirkan oleh Einstein sekalipun." Siapa tahu semua itu memang sudah garisnya. Walaupun garis itu seperti goresan sang pelukis.

Sekali waktu aku tertegun dan mulai berpikir lagi. Aku masih punya harapan, jalanku masih panjang dan semangatku masih bisa kusulut kembali. Semua tergantung padaku untuk mendaki lagi setelah terjatuh cukup dalam. Aku teringat, doa novena Santo Antonius-ku masih ada 6 kali lagi. Aku rasa masih ada kesempatan menggali kembali harapan yang sempat terkubur. Sungguh memang sulit hidup ini. Aku teringat akan perkataan salah seorang temanku: "Demi sesuap nasi dan segenggam "berlian"..." Sesaat aku berpikir kalau itu hanya lelucon semata. Tapi dibalik itu aku rasa aku bisa membuat penafsiran berbeda untuk memacu semangatku. "Berlian" mungkin akan kuanalogikan sebagai kebahagiaan dan kedamaian. Boleh saja kan?! Tinggal bagaimana caranya aku menemukan berlian itu. Semua tergantung padaku.