Wednesday, November 23, 2011

Makassar Trip

Tanggal 27 Oktober kemarin gue ke Makassar selama 5 hari. Wah memang kayanya udah basi deh yah ngomonginnya. Tapi daripada gue gak ada kerjaan di kantor. Better gue cerita aja deh.

So, awalnya memang pas kebetulan ada kerjaan WO di Makassar bareng sama Cr*o. Jadi mumpung sekalian tiketnya gratis, jadi gue manfaatin waktu yang ada untuk kuliner. Yah itu memang kebiasaan gue kalo pergi ke suatu tempat. Gue pasti sebisa mungkin nyari tahu apa yang bener2 khas dari daerah tersebut. Makanan, tempat wisata, dll. Pokonya yang khas daerah itu deh.

Seperti diduga, acara wedding yang dijalankan memang gak gampang. Sangat serba ribet, namun semua nya boleh dibilang lancar2 aja. Sulit dibayangin memang klo acaranya selama 3 hari berturut-turut, dengan tamu yang boleh dibilang golongan VIP dan VVIP. Mobil yang disewa untuk antar-jemput tamu, dan meng-entertain semua tamu yang datang mencapai hampir 100 mobil. Dan tolong catat, masing-masing tamu didedikasikan 1 buah mobil yang akan mengantar si tamu ke mana pun dia mau pergi di Makassar. Coba aja liat nih barang seserahan-nya.

Singkat kata, ini pengantin-nya hartanya gak ketulung banyaknya. Tapi saya cukup senang karena memang mengetahui bahwa keluarga ini adalah keluarga yang baik. Suka berkegiatan sosial, dan menolong orang lain. Saya sempat diceritakan oleh mereka kalau mereka berdomisili di Ternate. Dan ketika konflik sosial sedang bergejolak, keluarga ini tidak meninggalkan Ternate, malahan mereka membantu mempertahankan gereja yang ada di sana waktu itu. Dan terlebih mereka pun turut membantu dari segi materi dan tenaga untuk mengembangkan gereja yang hingga kini tetap berdiri.

Jadi jangan heran kalau keluarga besar, karyawan, dan semua kerabatnya menaruh respek yang luar biasa pada keluarga ini. Sulit digambarkan segimana tingginya loyalitas karyawan yang bekerja pada keluarga ini. Namun boleh dibilang, setiap karyawannya setidaknya siap untuk balas budi. Itu yang saya tangkap. So… doa saya untuk keluarga ini, semoga segala kebaikannya dibalas oleh Tuhan.

Di sela-sela kesibukan, saya tidak pikir panjang, KULINER!!! Mulai dari Ayam goreng Sulawesi pada malam pertama.
Lalu di hari berikutnya yang paling mantep, restoran Surya (Super Crab). Resto ini menawarkan sejumlah menu yang luar biasa enaknya, mulai dari cumi goreng Singapore, kerang ijo, dan yang paling mantep, kepiting saos padang yang beneran enak dimakan bareng mantao. Seluruh masakan kepiting di sini LUAR BIASA!!!

Esok harinya saya makan Mi Titi. Yah so so lah menurut gue.

Di pesta adatnya pun saya melahap berbagai makanan khas daerah Makassar, seperti Pisang Epek dan beberapa kue lain yang saya lupa namanya. Dan tidak lupa… Pisang Ijo. Konon dari cerita si pengantin bahwa pisang ijo ini adalah yang terenak di Makassar. Yah memang tidak bisa disangkal, ENAK BANGET!!! Saya habis 2 mangkok penuh. Sedikit berbeda dari pisang ijo yang sudah saya coba di Jakarta. Kalau di sini biasanya dicampur es serut, santan, susu, dan sirop. Tapi di Makassar kemarin hanya menggunakan santan kental yang sangat gurih. Gulungan tepung hijau nya pun sangat tebal dan empuk. Pisangnya luar biasa manis.

Hari terakhir… sebelum menuju bandara, saya membawa pulang 6 porsi Kepiting dari Restoran Surya yang sudah saya pesan kemarin malam. Selain itu, saya juga bawa pulang Bakpao Lompobattang hingga 80 buah. Yup benar… bakpao mengandung B2. Chasau Pao nya itu bener2 enak. Pagi itu sendiri saya habis 4 buah sekali makan.

Sungguh pengalaman menarik selama di sana. Bila ada kesempatan, saya dengan senang hati kembali ke sana.

Tuesday, November 8, 2011

He did it

Yes… that’s my bro, Christophorus Rio Delano, S.ST Par

Akhirnya setelah 4 tahun, Rio lulus dengan predikat cumlaude. Gile… predikat itu sebetulnya yang gue incer waktu kuliah, tapi apa daya memang otak gue belum semampu itu. Apa gue minder? Gak sama sekali. Sebaliknya, gue bangga sama adik gue.

Akhirnya gue baru ngerasain rasa puas yang teramat sangat. Puas bercampur bangga, haru, senang, dan lega. Dan gue yakin ini juga yang dialami sama bonyok gue waktu mereka ngebiayain gue sekolah dengan susah payah. Lega juga karena setidaknya lepas sudah satu “tanggung jawab” gue. Catet yah: “Tanggung Jawab”, bukan “beban”. Anggep aja ini cuma siklus peralihan tanggung jawab dari orang tua ke anak sulung, dan gue sepenuh hati kok.

Ivonne (pacarnya Rio) pun juga lulus cumlaude. Kalaupun suatu saat nanti mereka jodoh dan menikah, gue yakin anaknya pintar. Dan semoga mereka bertahan, karna Ivonne juga anak yang baik.

Tinggal satu lagi, Lia. Tenang aja, sis… sampe kelar kuliah kao tenang2 aja yah. Saya siap tempur. Saya tahu kemampuan akademik kao segimana. Jangan dipaksakan!! Enjoy aja dan give the best. Kalau sudah jalan Tuhan, yah pasti dibukain lah pintunya. Saya tunggu tahun depan, yah, Natalia Defta Delano, S.E