Tuesday, December 4, 2012

Congratulation, my Sister!!!




Last Saturday was my sister’s day. She finally graduates. And I am very happy. Moreover, I am proud of her.

Not to wait any longer, she already gets a job in Al*m S*tera (property) as Accountant. And she just started yesterday. Wow… I can’t ask for more. I just thank God for all the abundant blessings I’ve had through the year. We’ve passed all the difficult time, and He did not abandon us.

My Sister, I hope you will have a great career ahead and be a successful person in the future. My love and support for you, dear.

Again…. Congratulation, Natalia Defta Delano, SE

Sunday, November 4, 2012

She's the One


On October 27, 2012, I am officially in a relationship after twelve years being single. I finally settled my heart on her. Her name is LIVIA. Physically, you shouldn't compare her to Dian S**tro maybe hahaha. However, she is the one that fits my heart.


How it happened
Once I thought that was just a simple friendship between us. We're just colleague. As time goes by, we often go out together. From a simple lunch or dinner, sometimes doing our office stuffs together during the weekend, or went to the cinema for a movie, etc. Those frequent activities brought us to something more than just friend. I knew that I didn’t have crush on her at first. But now… things are different.

What made me attracted to her
Physically, I don’t mind at all what she looks like. Vice versa, I also hope she doesn’t mind with mine either. Apart from the physical appearance, she’s definitely smart, easy going, very friendly and thoughtful.

We’ve communicated very well so far. I can freely share my feelings, and that makes me comfort. Moreover, she understood about my situation and she can accept it. Yesterday, she told me something nice. She said when she went to church, she often sees old couples attending the holy mass together. Hand in hand, they still pray to God together and look very happy. She said that she wants to have a life like those old couples. Oh my…. 

Also, when I made an apology to her if I am not good in words in telling about my feelings to her, she doesn’t mind at all. She said she didn’t need words. Action speaks more than words. Oh Lord….

So, there won’t be the 13th years of being single.

I thank God a zillion to make all dreams come true. I can only promise to take care of her with all I have, all my life. She’s the one….. and I love her. It’s that simple.

Monday, October 1, 2012

Beranjak Pergi Setengah Hati

Tiga hari lagi tepatnya, gue bekerja di perusahaan ini selama 1.5 tahun. Banyak sekali perubahan, dan semua terjadi cukup cepat. Mulai dari perubahan structural, pergantian director, boss baru, jabatan baru buat gue, kolega yang resign, dll.

Pahit manis selama di sini pun cukup mewarnai perjalanan. Pahitnya memang terasa lebih banyak dibanding manisnya, sih. Hahaha… tapi apapun itu gue belajar cukup banyak di sini. Terlebih urusan birokrasi dan mental.

Kira-kira sebulan lalu, mantan client gue waktu gue di S**re, contact gue dan menawarkan posisi market research di B*A. Yah kena-kenanya di bank lagi sih. Yah gue cukup tertarik sih karena kan pasti ada potensi peningkatan income. Tapi beberapa kali berpikir, ada beberapa pertimbangan gue soal ini yang bikin semuanya masih 50-50 :

(1) Walaupun gaji lebih besar, namun posisi yang ditawarkan gak akan mengangkat gue secara level dibandingkan dengan posisi gue yang sekarang.

(2) Benefit yang didapetin juga memang lebih bagus sih, tapi beda2 tipis lah sama di sini. Masalahnya ada minimum year of service dulu untuk menikmati fasilitas employee loans, dll.

(3) Di sini, gue baru saja diberikan jabatan yang notabene akan menaikkan level gue dari yang sekarang. Memang secara efektif belum ada promosi yang dilakukan, tapi gue yakin pasti ada penyesuaian bulan ini. Karena memang sudah seharusnya.

(4) Boss gue memang susah diandalkan. He just saves his own a**. Sorry for being rude, but that's true. Bukan gue aja yang merasakan. Ternyata sumber gue bilang waktu dia masih di perusahaan yang lama, opininya sama persis dengan apa yang gue bilang. So, I cannot definitely rely on him.

(5) Misalnya gue jadi pindah. Yang pasti gue bakal sering ketemu mantan boss gue waktu di S**re karena banyak project yang dikerjain S**re. Nah kalo masalah ini gue gatau bakal enak atau nggak.

(6) Entah kenapa, hati kecil gue tuh bilang, sebaiknya gue bertahan di sini. Ditambah lagi, pertimbangan gue untuk bertahan adalah karena apa yang gue kerjain di sini sekarang ilmunya cukup dalem, yaitu Incentive. Sedangkan kalau gue pindah yah memang lebih research di product, tapi kayanya gak bakal sedalem di sini sih. Nah… ini tuh ganjelan terbesar gue.

So… sekarang gue dihadapin oleh pilihan lagi. Gue gatau sebetulnya gue mesti pilih mana. Kita lihat aja nanti… gak lama kok. Akhir bulan ini mestinya udah ada hasilnya.

Wednesday, September 26, 2012

Apakah Dia?

Sejak beberapa bulan terakhir, hari-hari gue mulai banyak berubah. Gue banyak menghabiskan waktu sama seseorang. Maaf tak ada nama di sini. Sebut saja LS (bukan Mawar ya hehe).

Sedikit kembali ke soal karma yang dulu pernah gue tulis. Gue selalu beranggapan makin dewasa makin hot. Nah walau tidak serius ngucapinnya, "efek" karmanya cukup keliatan.
Sebelumnya, gue tau, kamu tau, kita semua tau kalau perasaan gue ke SS tuh dalam sekali. Oleh karena itu, setiap hari gue cuma berdoa semoga apabila memang SS berjodoh dengan gue, tolong bantu bukakan pintu hatinya. Namun jika sebaliknya, tolong bunuh perasaan itu. Dan jika waktunya tiba SS menemukan "pelabuhan" terakhirnya, semoga gue diberi kekuatan supaya tidak bisa merasakan sakit.

Balik lagi ke LS. 
Jadi, dia dulunya supervisor gue sejak pindah ke bank negara tetangga ini. Tapi sejak Juli 2012, gue "promosi" dan menjadi sejajar dengan dia.

Sejak itu, hubungan pertemanan kami semakin dekat. Hampir setiap hari kita makan bareng, jalan, nonton, dll. Komunikasi semakin sering dan intens. Semua kebaikannya terasa dilengkapi dengan ketulusan dan perasaan tertentu. Apapun itu... rasa itu mulai muncul di hati gue. Gatau bener apa salah... yg pasti saat ini gue sedang mencari tau. Dan... mencari yang lain ;)
Kalo di-compare (maaf kalau gue mebanding2kan), SS jauh lebih menarik. She's every man's dream. Beda dengan LS yang menurut gue yah biasa aja. Sebelas dua belas lah kenanya sama gue.

Walaupun gue udah lama gak pacaran... tapi gue masih cukup sadar dan tau bedanya orang yang suka sama gue ato cuma sekedar menganggap temen.
Apa namanya kalau ampir tiap weekend ngajak pegi bedua doank, padahal temen dan keluarganya juga ada.
Apa namanya kalau tiap hang out di hari kerja mao nganter gue balik walaupun dia tinggal searah masuk ke tol.
Apa namanya kalo gue yang mao kondangan, tapi dia mao ikut.
Apa namanya kalo pas gue kondangan dia menawarkan diri untuk jemput gue pulang, padahal dia sudah ada di TA dan mao jemput gue juga di Harmoni.
Dari kemaren gue gak tahan pengen nembak aja rasanya... tapi kayanya masih ada yg ganjel yah.

What we have in common
Well, yang gue tau, dia juga udah lama ga punya pacar.
Sama-sama Katholik.

What I like from her
She's cheerful.. Rame bener deh orangnya.
Manja-manja ngangenin.
She's very smart.
Baik, pengertian dan nggak ngoyo.
Lucu kalo digodain, sering salah tingkah.

Apa yang mengganjel?
Dia tiga tahun lebih tua dari gue. Bukan masalah gue ga suka yg lebih tua, tapi biasanya tuntutan utk minta dikawinin cepet2 pasti lebih tinggi potensinya.
I won't talk about her physical appearance here. She's just not bad.
Ego-nya cukup besar sepertinya.
Sometimes she's a clean-freak.
Kadang pula dia terlalu blak2an kalo ngomong dan kurang sensitif dengan sekitarnya. 
However, itu cuma my personal judgement ya... belom tentu bener.
Dari sisi gue.... jelas secara materi, gue belom siap. Baru saja gue lepas dari tanggung jawab nguliahin adik2 gue. Intinya, masih belom ada yg bisa gue banggain. It's about time....

Sekarang pertanyaannya:
"Apakah dia orangnya?" atau
"Apakah saya yakin bahwa dia orangnya?"

Let's wait and see....

Thursday, August 30, 2012

She Made It

My sister made it... Well at least she learned that failure is not the end of the world. She passed the final test eventually.

I'm really happy... My heart's relieved. A million thanks, God!!!

Monday, August 6, 2012

Sekarang Saya Mengerti Rasanya

Hari ini hari yang sibuk banget sebetulnya. Gue gatau mesti mulai darimana ceritanya. Hari ini (Senin, 6 Aug 2012) adalah hari penting untuk Lia (adik gue). Hari ini dia sidang skripsinya mengenai pajak.
Sejak tadi sebelum berangkat kerja sih gue sempet kepikiran soal dia sih. Satu hal yang ada di pikiran gue adalah: "what if she fails?" Gak kebayang pastinya. Entah kenapa itu terus menghantui gue sebelum berangkat tadi. Makanya pas mao berangkat gue bilang: "I wanna hear good news ya". Lia bilang: "Pasti. Ntar siang juga aku kabarin."

Lalu gue pergi duluan karena memang gue juga lagi banyak deadline hari ini. Tapi gue sempetin nulis ini dulu deh. Kebetulan otak gue juga udah butek. Sepanjang perjalanan gue juga sempet kepikiran sama sikap dia yang semalem tuh bikin gue keki juga kadang-kadang. Dikasih tau yang bener gimana cara menampilkan sesuatu untuk dipresentasikan malah dia bilang gak perlu. Temen-temennya bilang gak perlu aneh-aneh. Cukup jengkel memang… Sangat menjengkelkan…

Tepat jam 12.27 siang ini. Lia bbm gue: "Failed. Sorry." DANG!!!! Seketika itu pula gue ngerasa…. arrgghhhhh…. campur aduk deh rasanya. Kecewa, sedih, jengkel, marah, dan yang pasti…. saat itu pula gue ngerasain apa yang mungkin orang tua gue rasain waktu gue dulu gagal rangking 1 waktu sekolah. Semua pengorbanan lo terasa hambar, sia-sia, dan pingin marah banget.

Gue tau dia pasti lagi nangis sekarang. Pasti dia shocked banget dengan ini semua. Tapi itu gak bisa nahan gue untuk gak telepon dia. Tapi anehnya… gue gak marah kok. Gue ngelihat memang ternyata sebaiknya seperti ini. Bukannya gue nyumpahin ato apa yah… tapi yang pasti gue pingin matanya terbuka, gue pingin kupingnya ngedenger, gue pingin otaknya berpikir, gue pingin intuisinya bekerja, gue pingin hatinya merendah. Itu aja…

Sebetulnya gue malu sih ngomong kalo sifat-sifat jelek itu adalah "trademark" di keluarga gue. Yah… turunan emang. Gengsi tinggi, congkak, selalu merasa benar, keras kepala, kurang mendengar, lebih banyak berpendapat. Tapi sejujurnya semuanya ini KOSONG. Dan gue sangat belajar dari ini semua. Dulu gue akuin gue begitu, tapi gue berniat untuk berubah pelan-pelan. Gue gak bilang kalo sekarang gue udah gak begitu lagi, tapi yang pasti gue selalu inget untuk gak begitu setiap kali gue akan bertindak dan berucap.

Dari awal gue liat Lia ngerjain skripsi, entah kenapa hati gue selalu bilang: "this is not good." Dan ternyata kejadian bener. Yah gue akuin ini salah gue juga karena gak mengontrol ini semua. Gue kurang memberikan guidance ke dia. Ini jadi pelajaran buat gue, Lia, dan kita semua yang peduli.

Apa yang selalu gue perdebatkan di rumah ternyata benar adanya. Setiap kali ada masalah kecil gue selalu bilang "selesaikan! Jangan ditunda!" Dari hal-hal kecil kayak misalnya benerin langit-langit rumah. Dari dulu gue bilang ke bokap gue: "panggil tukang, beresin tuh yang berantakan. Jangan sampe itu malah nyusahin di kemudian hari." Yah lo tau sendiri kan pasti masalah-masalah begitu mah DIREMEHKAN. Dan akibatnya… beberapa kali kejatuhan binatang kayak kucing yang tiba-tiba kejeblos, ato bahkan dulu sempet sampe musang yang kejeblos. Sayangnya itu bukan rumah gue sih, masih milik bokap nyokap. Kalo itu rumah gue mah gak usah nyuruh-nyuruh lagi dah.

Memang susah rasanya membuat orang untuk menghargai pendapat kita sendiri. Jangankan menghargai, mendengar saja rasanya sulit sekali. Gue bukannya men-diskreditkan Lia, justru sebaliknya, gue sayang banget sama dia, sama adik-adik gue, sama ortu gue, keluarga gue, semuanyaaa…. Makanya kita harus lebih banyak mendengar deh. Jangan lagi merasa paling benar, jangan sok tau, jangan arogan. Kalo jatoh malah berasa makin sakit.

Lia… one day kalo kamu bisa baca blog ini, seharusnya kamu bisa makin lebih bijak, dan lebih bisa MENDENGAR… Aku gak marah… gak pernah marah…

Thursday, August 2, 2012

Karma Does Exist

Until this morning, when my best friend, Yayah, said something to me about Karma, I don’t believe what I’ve been doing so far is playing around with Karma. After she said that to me, somehow, it was like a hard punch in the head. She might be right. No… she is absolutely right.

Everybody knows that I’ve been single for more than twelve years. During that time I’ve also tried to find a girlfriend. I admit that I’ve been very picky and most of the time I get (very) cocky. Many times my friends tried to hook me up with some girls, but none of them ended up as my girlfriend. There was also who really likes me but it was responded bad (read: unseriously), I was playing around with her feelings, instead. Yes, that was very mean.

Well, I don’t remember much about it, but let’s flashback a bit for ones I can remember.

W****Y
So, she’s my childhood sweet memory. I don’t remember but when I moved to Tangerang for Junior High School, we separated and didn’t meet each other again. Until the third year (if I’m not mistaken) she moved to Tangerang, and we met again for the second time. Actually, there was a chance for me to date her but there was something inside me told me that I don’t need to probe her anymore. I don’t know why but that was what happened. Yes, poor me. In 1999, she decided to move to Taipei and have a new life there. Now, she’s married and becoming a happy mother (due in Sep 2012). However, I’ve no regrets at all. We’re still communicating via messenger and email. Oh, I’m not jealous, I’m happy for her, instead.

S***A
In 2010 (if I’m not mistaken again), there was my office mate in Sp**e who tried to hook me up with her friend. The reason was, we’re at the same age, both were single (of course), and are Catholic. Well, I don’t really remember where or how we first met. So, after our second time met each other (with our friends as well), I didn’t feel anything special here, I guess she felt the same. So, I just let it go.
Months later, she was no longer single. She dated with my friend, B**ny. Hahahaha…. He is more aggressive (read: smarter to take a chance) than I am. Again, I’ve no regret. I’m definitely fine. So, they were couple. However, about a year ago, they broke up.

I***E
She’s the one that really likes me, I mean REALLY likes me. Perhaps, if I gave her a chance, she would love me. She’s one of the closest persons around me that never missed out my birthday and always give birthday present every year. She was my office mate in S**re. We had so many times spent together, hanging out, watching movies, having dinner, taking her home, etc, and sometimes there were only two of us. The worst one was: I like to tease her. She blushed easily when I teased her.
I had no idea if those things led a crush on me. Until one night after we had a fro-yo dessert at mall, I definitely understood the situation that had been happening between us. I realized that it had gone too far. No... I had gone too far.
After that night, I tried to make distance. I backed off. I knew she felt down and disappointed. When, I chose to leave the company, I thought she was quite shocked. So, on the latest days there, she gave me a special belated Christmas gift. Inside, there was a letter. Yes, that’s right…. She expressed her feelings to me there. She told me everything. She LIKED me.

S****A
I think I don’t have to tell about her too much here anymore. One thing is, she has filled most part of my heart. She made my world very different. Unfortunately, she rejected me.


Where’s the Karma?

The story before… Far far behind….
When I’m still chasing SS. I put a lot of hope on her. Although, I haven’t heard from her directly what she felt about me, I have information from my friends that she once had  the same feeling about me. But somehow it faded because she waited too long for my action. My reason at that time was very funny. I thought if I took the chance and got rejected, it would screw our relationship as best friend. LOL…. It makes me feel very stupid when remembering this thing. Now I get it. I get what I give. I gave less effort, so I get worse result.
The second thing is: freedom. When my friends ask me why I didn’t take action quickly, I always said that I didn’t want to get attached this soon. I still need my friends and my freedom. I consciously said that and I'm telling you that it was totally not serious. I was playing around with my words. I was joking. I really didn’t mean it.
Do you think it is “Karma”? Yes, it is, Karma of my words.

Back to I**ne (IH) and S***ya (SS)
After SS rejected me, I spent a lot of time with IH. I think that’s what made her crushed on me even more. It’s like a triangle. Now, when I’m in chat with SS, I try my best to go deeper on the conversation, but she knows how to keep it upon the surface. She keeps the proper distance beautifully. Same thing with IH and me, when she tried to talk nicer and sweeter, I know that involves different feelings. I can feel “hope” inside the conversation. That is what exactly I put on every conversation with SS, I’m still hoping.
Is this Karma? I think it is…

Back to this morning (when I had a conversation with Yayah)
Yesterday was IH’s birthday. I was just saying happy birthday and that was all. She asked me to meet and I tried to avoid it, because I didn’t want to do the same mistake to her. I’ve been too mean for her.
She keeps asking me this morning whether I’m in Jakarta or not (because previously I informed that I’m on leave today). Then she asked me for a dinner. I asked her back who will come to the dinner. She told me that there will be another two of our friends. Then I said I’ll let her know.
I was curious and finally asked my friends that she said are invited, and they said they didn’t know anything about it. Hahaha…..
So that, I told about this to Yayah. Do you know what she said? Below is the quote:

………… (other text messages)
Yayah    : kao bener tada hati sama dia
Me         : ga ada laaaaa

………… (other text messages)
………… (other text messages)
Me         : Jujur saya suka flirting** dia. Kalo abis di-flirt**, 
                mukanya langsung merah.
Yayah    : Jahat Kau
  Tapi hati kau buat orang yang gak mempan kau flirting yaakkk….
  *ROFL 5x
  Karma kau
               
                (**flirt: not what I really meant. Maybe the more suitable word is just: “tease”)


DANG!!!!!! See the last quote? “Tapi hati kau buat orang yang gak mempan kau flirting yaakkk”
That one hit very very hard.
Right at that second, I believe that Karma exists.
You are what you do.
You take what you give.

Oedipus complex
And some other things…. I un-seriously (but often) say that the more mature the hotter. Even hot mama is better than innocent teenage girl. Honestly, I’m playing around with my words again. I really do not mean it.
But I don’t know how, the more I say that, the closer to the truth. I prefer seeing mature lady than young lady. I think I eat my words again. I swallow what I chew.
This makes me surer that Karma exists. I get what I say. I take what I give.

LESSON LEARNED
Watch your mouth, watch your thought!!! When you lead them to something good, good things will follow, and vice versa.

Whatever it is called… “Karma” or whatever… do keep in your mind that never let your naughty thought grows bigger and gets dangerous. You can’t easily throw that mind away, but trust yourself and ensure your mind that you can overcome the test. Remember this: “what you give is what you take”, so do not give a chance for that naughty thoughts to grow even bigger if you do not want to take all the risk.

Monday, July 9, 2012

I hope this is wrong

I've a bad feelings of myself. In the last 2 days, I feel bad on my health. I mean I'm okay and physically look health. But, I don't know, this morning, this gets worse. I feel a bit hard to inhale. I'm afraid there is something with my heart. I'm very unwell.

I realize that I've bad habit on my meal consumption. I put less attention on the nutrition. For me: "what's good in my mouth, is good for me."

I remember that sometimes I got small shock in my heart. I had it checked about one year ago, but apparently there was nothing serious.

Until this morning, I don't know why but I think this is something serious. I hope my diagnosis is far from true. However, I'll start to live healthier. I really hope I'm wrong again this time. I've family to live. They still need me. 


God, let me be healthy, please... I'm afraid, truly...

Saturday, June 9, 2012

The way is there... you'll just have to find it...

Tergugah oleh sepenggal artikel yang menyegarkan di bawah ini. 
Artikel ini diambil dari laman Gereja Katolik di Facebook.
Terima kasih Dr. Andar Ismail atas inspirasinya.
=========================================================================
Selamat Pagi, putera-puteri Gereja Katolik!
Seperti biasa aku bangun tergesa-gesa.
Langsung mengurus ini dan itu.
Terburu-buru makan, tergopoh-gopoh ke tempat kerja.
Aku tidak mempunyai cukup waktu. Aku orang sibuk, banyak tugas, banyak acara; karena itu aku tidak sempat berdoa. Hari itu segala yg kulakukan menubruk ke sana-sini.

Persoalan datang bertubi-tubi.
"Mengapa Tuhan tidak menolong?" Aku bertanya.
Tuhan menjawab, "tetapi kamu tidak meminta."

Aku ingin hari itu bertabur bunga-bunga keberhasilan, namun yg kudapati adalah belukar berduri.
Aku heran mengapa Tuhan tidak menunjukkan jalan.
Tuhan balas bertanya, "mengapa kamu tidak mencari?"

Persoalan demi persoalan membuat aku terjerembab, aku putar otak dan berupaya, namun sia-sia.
Dalam hati aku menggugat mengapa Tuhan tidak memberi jawab.
Tuhan berkata, "tapi kamu tidak bertanya."

Jalan macet menghadang, jalan buntu menunggu.
Beban masalah menekan aku menunduk.
Pelbagai kunci kucoba membuka pintu.
Tersenyum Tuhan berucap, "Mengapa kamu tidak mengetuk?"

Kepalaku oleng bak kapal bersandar tanpa sauh, hatiku gelisah meronta seperti ikan dalam pukat.
Aku merintih, "Tuhan, mengapa Engkau begitu jauh?"
Tuhan menjawab, "Tapi kamu tidak mendekat."

Lalu mulai pagi ini, aku terlebih dulu menenangkan diri.
Berkonsolidasi, mencari visi, merenung sejenak.

Begitu banyak yang hari ini perlu kukerjakan...
Tapi justru sebab itu aku membuka hubungan,
"Selamat pagi, Tuhanku Yesus Kristus..." ~Dr. Andar Ismail

"Tempora mutantur et nos mutamur in illis!"--"Waktu berubah dan kita pun berubah seiring dengannya."
[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada keselamatan, II, 2, 2. Thomas A Kempis, Imitatione Christi]

=========================================================================

Monday, June 4, 2012

Saya kecewa dengan Papa, karena saya sayang Papa


Entah kesekian kalinya semua usaha itu dilakukan. Tampaknya memang kepala papa jauh lebih keras dari sekedar karang. Entah apa yang membentuknya hingga jadi seperti ini. Keadaan kah? Lingkungan kah? Atau ego-nya yang sudah sangat tidak terkendali? Apa pun itu, boleh dibilang aku sudah menyerah. Sebetulnya, memang tidak sulit mencari semua alasan yang menyebabkan dia seperti itu.

Ego
Yah sudah tidak diragukan lagi. Ego-nya tinggi sekali. Mudah gengsi, menganggap orang lain buruk, jarang sekali menghargai orang lain, dan tidak jarang suka iri akan keberhasilan orang lain.

Berpikiran sempit dan pendengar yang buruk
Pemikirannya boleh dibilang kolot, sempit, dan selalu berpikiran negatif. Menganggap semua kritikan dan masukan yang datang padanya sebagai ancaman dan sikap kurang menghargai. Jadi mudah tersinggung dan tidak pernah menerima masukan dari orang lain.

Sok tau
Ini yang cukup parah. Seakan dia seperti “tau segalanya.” Sepertinya sudah tidak perlu digambarkan lebih lanjut. Saya rasa semua orang cukup tau bagaimana dan seperti apa seseorang yang merasa “tau segalanya.”

Kesuksesan dini
Beliau tergolong pemuda sukses di penghujung umur 20-an. Bisa membuka usaha yang cukup berhasil, memiliki anak buah, dan kecukupan financial di usia muda, adalah impian siapapun yang ingin masa depannya terjamin. Namun, dibalik itu semua, kita perlu tetap menjejak bumi. Nah, ini yang tidak dilakukan papa. Lebih lagi, beliau kurang bisa mengatasi pujian yang datang.

Terlalu disayang orang tua
Yah boleh dibilang dia salah satu anak emas nenekku. Tidak heran kalau semua saudara kandungnya tidak senang dengannya. Sebaliknya, karena semua bersikap seperti itu padanya, papa semakin menjadi-jadi. Tidak ada rasa hormat sama sekali terhadap keluarganya. Sadar atau tidak, dia membangun tembok yang cukup tinggi untuk membatasi dirinya dengan keluarganya.

Maaf sekali, Pa!!! Aku sama sekali gak bermaksud bikin semua orang tau seperti apa Papa sebenarnya. Ini sekedar curahan hatiku yang merasa sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk merubah sikap Papa yang seperti itu. Aku gak menyerah mengarahkan Papa supaya bisa jauh lebih merendahkan hati dan menghormati orang lain, dan terlebih…. menghormati diri sendiri. Hanya saja… saat ini aku biarkan Papa menemukan apa yang salah. Aku hanya bisa membantu sedikit. Takkan ada lagi konfrontasi dariku, Pa. Kecuali Papa sudah kelewatan.

Maafkan aku, Pa… Maafkan aku, Tuhan… Semoga Tuhan mengampuniku. Aku hanya berharap semua berakhir baik.

Your son… who always love you,

Steven Delano

Monday, May 7, 2012

one morning at the doctor

I was lining up in a doctor's waiting room last Friday. While waiting, a guy came up with dirty foot and asked whether this place could give a first aid to a guy, which showed up a minute after. He was helped to walk and come in by his friend. Apparently, he got accident in his workplace. From their looks, I can see that they work in a construction place. 

So, this old guy, probably in the age of 50s, got injured in his left elbow, left toe, and some scratches in his face and eyebrow. What a shocking moment in an early morning like this (it wasn't even 8am). Here, the doctor don't have any proper equipment to do the surgery, then we suggest him to be run to the nearest hospital. And so he was carried on there.

What I still remember are: his face when he came up; not only face, but also his body, hands, legs, and toes are bleeding. His elbow was the worst, they told us that there is hole.

I hope he'll be taken care properly and will get better soon.

Monday, April 16, 2012

happy birthday to me


The only thing that I missed in this year’s birthday’s eve is... praying at 00:00AM. Was very tired… sorry.

For me, again, birthday is just a normal day, just like the other day. Things that are different is when you wake up in the morning and you got your phone got blasted with birthday greetings, because using messenger is more convenient nowadays.

However, though it’s just a little… I’m happy to say that I’m grateful for all things I have right now. Dissatisfaction is normal, but I can control it, and give more thanks to God for He has given me many things during 28 years of my life. As usual, lots of food in the pantry this morning. That shows how great my Lord is, on the other hand, that shows how grateful we are to celebrate and respect life itself. I’m happy if this can strengthen our family.


Birthday gift?

Only from my lovely Brother and Sister. They gave me wallet. Thanks guys!!!

But above all… big love from my family and friends is everything.


Wishes??

Hmmm… some usual wishes:

“I wish for a great career”
“I wish for health and wealth"
“I wish for a girlfriend and get married with her soon”
“I wish for bla bla bla bla….”

I think those are very common. But, beside those things…
I wish for happiness, steadiness inside my heart and my mind.
A peaceful mind and heart.
Away from hates and anger, away from vengeance and envy.

Ability to see things prudently, act maturely, and decide wisely.
Ability to see what can’t be seen, and feel what can’t be felt.


Thanks to…

My parents for always there when I need
My brother and sister for the gift and your will and persistence to fight for your study
My special bebsgaul friend for keeping this friendship is like forever
My old mates in my previous company
My office mate for the chocolate cake and last weekend’s escape in Lembang
All friends, colleagues, and relatives that I can mention one by one
And of course…. JESUS CHRIST and MOTHER MARY for always listening to my prayers

Friday, April 13, 2012

dan (bila) ketika ku tau

Sungguh ku tak berani
Menegurmu ku tak berani
Memanggilmu ku tak berani
Gentar ku tak sampai hati

Manakala kutau kau di sana
T'lah berlabuh di dermaga
Dermaga si pengelana
Musnah sudah semua asa

Bohong bila ku sudi
Menerima semua perih ini
Hanya bisa kutangisi
Takkan kuampuni diri

Tuhan, adakah kiranya
Mujizat buatku yang nyata
Maaf ku s'lalu bertanya
Kar'na aku orang biasa

Monday, April 2, 2012

happy birthday to you

Well... I feel like I don't deserve to say this directly because sometimes I still expect what seems impossible from you. Moreover, I've never given something special to you. So pity...

However... happy birthday to you. I'm wishing you nothing but the best. I know it would hurt me... but truly if that guy weren't myself, I hope he'd be the best for you.

Sunday, April 1, 2012

Maaf... aku sedang ingin menulis

Hehe... tadi mengenai Papa. Sekarang saya cuma ingin curhat aja. Karna saya tidak punya teman curhat lagi. Hmmmm mulai dari apa ya...

Cukup menyesal

Nah ini kira-kira tentang apa ya...
Yak.... tentu saja. Pekerjaan dan karir. Keputusan saya untuk keluar dari perusahaan saya yang lama agak sedikit menyisakan penyesalan. Seperti yang saya duga sejak awal, saya tidak mendapat value-added dari pekerjaan ini. Komitmen, tanggung jawab sudah diberikan. Tapi ternyata segala yang terjadi setahun terakhir, menjadi alasan utama bagi saya untuk segera keluar dari tempat ini.
1. Atasan yang pintar bukan main, tapi semena-mena dan heartless. His logic plays dominantly against his feeling. We know who...
2. Management yang pandai berpolitik. Politik memang biasa, tapi buat saya ini menjijikan.
3. Supervisor yang hmm.... baik tp lack of fighting spirit. I need more than just a supervisor, I need good leader as well as friend.
4. Negative influence from colleagues.
5. Sacrifice more, gain less.... Kompensasi-nya sangat tidak memuaskan.

So... tinggal tunggu waktu deh.



Hampir Lunas

Yah kalo ngomongin "lunas" yah sudah pasti berhubungan dengan "utang."
Saya gak malu kok untuk bilang saya punya utang. Namun setiap ngutang, saya pasti bertekad melunasi-nya. Selama apa pun itu. Kalau boleh dirunut ke belakang, untuk apa saya berhutang? Kalah judi? Kebanyakan pake kartu kredit? Pinjam duit sama rentenir? Tidak satupun dari itu semua. Sepenuhnya untuk "keluargaku." Mulai dari: biaya kuliah rio, biaya kuliah lia, uang jajan dan transport mereka, bayar iuran listrik, air, iuran wajib keamanan, belanja kebutuhan bulanan, dan biaya-biaya tak terduga lainnya.

Lalu apakah saya menyesal/terpaksa? Tidak... Apalagi kalau sampai ada yang bilang bahwa saya bersembunyi dibalik keluarga saya... Itu tidak sama sekali. Ini bukan alibi kok. Ini yang terjadi.

Sepenuhnya saya ingin berterima kasih kepada kreditur yang notabene adalah orang-orang terdekat saya sejak dulu. Maaf saya menyamarkan nama mereka yah dengan inisial:
EW >>> Sejak kuliah selalu membantu saya. Maaf, butuh 10thn melunasinya yah.
JB >>> Maaf, butuh 3thn untuk melunasinya yah.
KK >>> Maaf, butuh 5thn untuk melunasinya yah.
SL >>> Maaf, butuh 2thn untuk melunasinya yah.

Dan semua tinggal sediikkiitttt lagi. Pelan tapi pasti!!! saya bersyukur bisa melewati ini semua. Ternyata memang benar... Saya tidak butuh kalkulator. Tuhan yang akan dengan senang hati membantu saya untuk menghitungnya. Karna hitungan-Nya jauh lebih akurat.


Tak bisa ke lain hati

Hehehe... galau lagi deh. yah abis begimana... saya gak punya temen curhat lagi sejak pindah ke karawaci. Saya belum bisa dengan mudah curhat ini itu.

Salah satu plan saya tahun ini adalah mengakhiri kehidupan jomblo saya yang sudah berlangsung 12 tahun. Tapi memang gak ngebet-ngebet amat sih.

Beberapa kali saya coba probing dengan beberapa wanita, selalu gagal. Gagal-nya ini dalam banyak arti. Satu, saya ditolak karna "kurang menarik." Dua, saya "kurang berduit". Dan yang ketiga ini lebih dari saya sendiri, gak dapet "click" nya.

Hahahaha.... yg ketiga emang klise yah. dan cukup standard buat saya. Apa saya menyerah?? Tidak!!! Minder?? Apalagiiiiii!!!!

Tapi dari apa yang saya alami selama ini, jujur saja... sulit melupakan seseorang. Saya rasa gak perlu dikatakan disini. yang pasti dia berhasil menancapkan paku yang cukup dalam di hati dan pikiran saya. Alhasil... saya sulit untuk pindah ke lain hati.

Good luck, Dad!!!

Apakah judul di atas terdengar seperti 'perpisahan'?
Hmm... ga juga sih sebetulnya. Sekitar 2-3 minggu lalu, Papa memutuskan untuk "bersedia" bekerja untuk orang lain. Yah memang masih ada hubungan keluarga juga. Tapi yang terpenting adalah kemauan dia yang cukup kuat untuk kembali bekerja.

Mungkin dia juga sudah cukup merasa jenuh karena terlalu lama mendekam di rumah saja. Tidak ada yang bisa dilakukan. Dan saya yakin, sebagai seorang pria dan kepala keluarga, pasti dia merasa ada sedikit beban dan perasaan bertanggung jawab untuk menghasilkan sesuatu untuk keluarga.

Yah terdengar terlambat memang, malahan tanggal 9 April ini, beliau sudah akan berumur 56 tahun, yang notabene merupakan umur ideal untuk seorang pensiunan. Tapi apa boleh buat, beliau baru memulai lagi kehidupannya. Dan buat saya, tidak ada kata "terlambat."

Memang yang cukup berat adalah, menghadapi fakta bahwa dia akan berada sedikit jauh dari rumah. Dia akan tinggal di Karawang. Dan mungkin akan pulang ke rumah dalam kurun waktu tertentu. Sekitar sebulan sekali. Di samping itu, saya juga mengkuatirkan kondisi papa yang sudah berumur. Saya tidak ingin papa menjadi terganggu kesehatannya dengan keputusannya ini. Hal ini yang juga menjadi concern adik-adikku. Namun setelah kupikir lebih jauh, sepertinya ini bisa menjadi solusi juga. Tingkat stress yang dimiliki-nya bila sedang berada di rumah (tanpa aktivitas) akan cukup tinggi dibandingkan dia bisa mengerjakan sesuatu yang bisa mengisi hari-hari tuanya. Jadi, kami setuju dan mendukung. Dengan catatan, papa tidak boleh melakukan pekerjaan kasar yang mudah mengganggu kesehatannya.

Hingga hari ini...
Yah sampai saat ini, malah saya mendapat hasil yang cukup positif. Di kala kami sesekali menelpon papa, beliau terdengar cukup senang. Sesekali dia melemparkan lelucon. Dan yang penting adalah tidak ada tekanan lagi yang dirasakan oleh mama. Saat mereka berdua suka bertelepon pun saya sering mencuri dengar dan saya cukup senang mendengar mama seringkali tertawa senang dan terpingkal-pingkal. So... why so worry about that... Malah yang sekarang jadi concern-ku adalah Mama. Manakala saya dan Rio sedang bekerja, Lia sedang kuliah, maka Mama akan sendirian di rumah. Yah semoga ini cuma ketakutan-ketakutan normal saja. Saya yakin Tuhan jaga dia juga di rumah.

Good luck, Dad!! I know you've plans, something for us to achieve. I wish you nothing but the best, Dad.

Love from your eldest son,
Steven

Sunday, February 26, 2012

Waktu Cepat Berlalu

Well.... sudah lama sekali sejak post terakhir saat Natal di penghujug tahun lalu. Banyak yang sudah terlewat. Mungkin sekedar mengingat beberapa hal yang sudah lewat, baiknya kurangkum di bawah.

Natal 2011 - Tahun Baru 2012

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja pergantian tahun ini buat saya banyak sekali untuk direnungkan. Natal kulewati seperti biasa, namun suasana selalu spesial. Malam Tahun Baru kemarin, kuhabiskan dengan kedua orang tuaku. Akhirnya... sejak lama saya tidak merayakannya bersama mereka, akhirnya saya memutuskan untuk menenangkan diri di rumah dan merayakannya secara santai, sederhana, dan hangat dengan orang tuaku. Bicara mengenai resolusi, seperti biasa... saya tidak punya resolusi. Buat saya setiap hari adalah resolusi dan harus lebih baik dari hari kemarin.

Bulan-bulan yang berat

Di kantor, kami sedang dalam siklus tahunan yang membutuhkan fokus cukup besar. Apalagi kalau bukan bonus tahunan. Terhitung sejak beberapa hari sebelum Natal, waktu tidur sayang minim, akhir pekan harus ke kantor, dll. Dan itu masih terjadi hingga hari ini. Dan baru akan longgar sekitar awal April. Ayoo... tetap semangat. Masih 1 bulan lagi... oopsss... kata bijak temen saya, jangan bilang: "Masih 1 bulan", tetapi katakan: "Tinggal 1 bulan".

J12A

Bulan Februari, banyak yang sudah terlewat.
- Peringatan 15 thn meninggal Phopho (Feb 5 2007)
- Ulang Tahun Perkawinan ke 29 Papa-Mama (Feb 6 1983)
- J12A -> banyak yang bertanya, ini maksudnya: Jomblo 12 Annum. 12thn jomblo lama juga ya. Okeh... waktunya diakhiri. Semoga tidak ada J13A.

OK... saya istirahat dulu ya. Sudah sangat lelah memandangi laptop.