Sunday, August 9, 2009

Waktunya "bersyukur"

Entah kenapa selalu merasa kekurangan. Yah... wajar deh, manusia.
Tapi untuk kali ini, gue dalam kondisi dimana gue tau kalo hidup gue ada yang pegang.
Ketenangan hati yang menurut gue cukup membantu gue untuk ngadepin semua masalah.

Kemarin... HP gue nyemplung. Bukan HP yang wah sekali sih, E51. Tapi belinya hasil nabung juga toh.
Rasanya gak seperti waktu gue kehilangan 3120 yang kecopetan di angkot.
Kesel sih tetep ada, tapi gak berlarut-larut. Gue tau ini sedikit "sentilan" dari Tuhan supaya gue lebih tau bersyukur dan berterima kasih.
Mungkin terlalu banyak mau-nya. Tapi jarang bersyukur, that's why it happened.

Mengingat semua kesulitan yang sudah gue lewatin sama keluarga gue, khususnya orang tua gue... gue percaya kok, klo hidup gak butuh kalkulator.
Dulu, waktu gue pertama kuliah, gue berpikir, berapa duit yang bakal gue abisin untuk kuliah.
Berarti jumlahnya kurang lebih setara dengan jumlah yang harus dihasilkan orang tua gue.
Dan memang gak sedikit... tapi toh... gue lulus tanpa ada masalah finansial ke kampus.
Mungkin memang masih ada utang sana-sini. Tapi masih bisa di-cover.

Setelah lulus, gue mulai dihadapkan pada beban berat lagi.
Dua tahun setelah gue lulus, kedua adik gue mulai memasuki kuliah.
So, gue pake kalkulator lagi... berapa jumlah yg mesti g kumpulin dalam 1-2 tahun, supaya adik gue bisa masuk kuliah.
Sekali lagi... jumlahnya gak sedikit. Sampai sekitar dua bulan terakhir, jumlah itu masih jauh dari cukup. Tapi... sekali lagi pula... Tuhan berperan.
Rio bisa kuliah... entah bagaimana caranya, he did.... I could afford it.
Selang setahun, Lia mesti masuk kuliah pula... and again... God showed His power and love to me... She did as well. I could do too...

Seeing this experience, I think I don't have to be worried anymore... Put the calculator away....
Only need to pray, do your best, God do the rest. I also believe in "blessing in disguise."
But that wasn't disguise at all... I'll take it as trial...

Sometimes I feel, I am lonely. Sooo.... lonely. I'm 25 and no girl beside me. Is that a mess??
Well, now, I don't think so. I have wonderful family, terrific parents, bro and sis. I have gorgeous friends in bebsgaul. Some wonderful office-mates. It's a matter about time. I'am not dreaming and dreaming... I'am also trying... hard. Maybe it's not the time, and I believe it will come.

Well, life's gonna pass after all. I think I'm running now... and in the right path.
So, no need to be worried (hopefully this feeling will stay long in my mind).

THANKS....

Wednesday, August 5, 2009

Bicara mengenai "harapan"

Kenapa selalu menanyakan hal ini??
Gue gak tau sebenernya inikah yang rasanya: "putus harapan tapi terus berharap?"
Sepertinya gue lagi ada dalam kondisi dimana semuanya hampir pasti tak sesuai harapan.
Pertanyaan-nya apakah harus "berhenti berharap?"
Gue harap, semoga "harapan" itu gak hilang, sampai semuanya tuntas... barulah kubunuh...
**tolong jangan salah sangka... ini kasus yg general untuk apa yg gue hadapi sekarang.

Bicara mengenai harapan... "apa yang lu harapkan sekarang???"
Buat gue, pertanyaan itu cuma ada 1 jawaban...
"Gue ada dalam kondisi di-mana gue akan tetap tersenyum dan lepas meskipun semua harapan itu sirna"

Terdengar idealis?? pesimis?? ato bahkan melankolis?? Entah... siapa saja bebas pilih...