Monday, January 18, 2016

Saat Tidak Lagi Bisa Menggunakan Logika

Ketika semua sudah gak sesuai dengan apa yang gue harapkan, memang ga perlu lagi dipikirkan. Pilihannya hanya dua: bertahan dan berjuang untuk mendapatkan hak, atau pergi dan lupakan semua.

Ya... gue lagi ngomongin kerjaan gue. Saat ini gue sadar bahwa apa yang gue lakukan memang ternyata tidak sebaik yang gue pikirkan selama ini. Memang mungkin gue kurang bekerja dengan keras tahun ini. Penilaian kerja gue hanya K3 (Meet Requirement).

Ada banyak hal yang terjadi terkait penilaian kerja gue tahun ini. Dan yang gue harapkan bahwa apa yang gue sudah kerjakan selama hampir tiga tahun terakhir, ternyata tidak diapresiasi sesuai harapan gue. Mungkin standard nya semakin tinggi dan gue yang tetap terlena dalam kenyamanan yang gue miliki selama ini. Kerja santai, gaji lumayan.

Kalau gue inget-inget, kayanya semuanya hasil kata-kata gue juga ujungnya. Gue dulu berharap hal sedemikian. Gue juga menganggap jabatan/pangkat ga penting banget, yang penting gaji. Yah memang bener sih gue seneng banget begitu.

Tapi saat suatu ketika, logika gue menguasai semua ini. Akhirnya ketidakpuasan dan marah muncul. "Akhirnya gue termakan ucapan gue sendiri," itu yang ada di pikiran gue saat ini.

Balik lagi ke soal pekerjaan gue. Sekitar tiga tahun lalu gue masuk perusahaan ini sebagai seorang Rewards Manager dengan job scope A, B, dan C. Sejak setahun setelah itu, banyak terjadi perubahan di organisasi. Bahkan gue harus memegang tanggung jawab lebih menjadi A, B, C, D, E, F, dan seterusnya.

Gak bermaksud berlebihan sih, tapi gue punya bukti yang menunjukkan eskalasi lingkup pekerjaan dan exposure yang sudah gue tunjukkan bahkan hingga jajaran direksi dan komisaris.

Namun setelah penilaian kerja yang dilakukan, atasan gue bilang gue kurang menjual diri gue sebagai Rewards Manager. Semua achievement yang gue hasilkan kurang diformalisasi sehingga orang gak aware. Gue kurang terlibat dengan proses lain yg terkait dengan gue seperti di payroll, service, etc. Gue kurang take lead untuk Compben initiative.

Percaya gak percaya, atasan gue yg notabene seorang direktur memberikan gue feedback positive seperti ini: Excel expertise, High Integrity, Able to dealing with seniors and other parties. Menurut gue, bukan berasa tinggi atao sombong, kayanya untuk memberikan gue feedback soal excel mah bukan waktunya lagi kali. Gue aja udah eneg pake excel. Integrity gak perlu diragukan lah. Dealing with senior and other parties itu yg ampir tiap hari gue lakukan. Dan apakah lo ngeliat kontradiksi disini? Katanya gue reliable utk dealing with other parties, tapi di negative feedbacks gue dibilang kurang terlibat dengan pihak lain.

Yang cukup bikin gue kesel itu masalah KPI. Ada 25% porsi penilaian gue yang nama item-nya: "OTHERS". Dan ini sebaiknya di-state maksudnya apa, isinya apa, nilainya apa, parameternya apa, ukurannya apa. Tapi ini gak dilakukan.

Dan ternyata isinya adalah mengenai tugas gue untuk berkomunikasi dengan leaders/seniors, etc. Which is sudah gue penuhi. And I took lead in every initiative.

Dan setelah gue lihat final rating untuk temen2 gue yang lain, wow....... banyak yg dapet bagus dan promosi. Gue bukannya iri atao membandingkan, mungkin balik lagi ke standard penilaian boss gue ya. Tapi mereka yg dapet nilai bagus itu, bahkan business unit aja udah eneg ngobrol sama orangnya. Yang dapet promosi emang menurut gue juga berhak dan gue happy dengan itu. Tapi, kok kalau mereka diappreciate, kenapa gue nggak dapet hal yang sama.

Again.... I am not comparing... It is just different standard of judgment. Been doing extra miles for years and no appreciation. I think my job desc has also been stretched. And I can prove it. Now, this is against my logic, and I am a logical thinking person. And every thing she put in the line, is illogical.

Kalo ngomong soal numbers, of course gue masih jauh lebih tinggi dari yg lain di level gue. Tapi yah ternyata recognition itu akhirnya dibutuhkan juga. Gue gak nyangka ini bakal backfire ke gue. Dulu gue ga pernah mengagung-agungkan recognition, tapi pas kejadian sama gue kayak gini, kok nyesek juga ya. hahahahaha....

Pret lah.... sudah lah... gue ga mao pusing lah... selama masih dapet duit mah yaudalah..
tapi pencarian akan recognition, akan gue lanjutkan... mungkin di tempat lain... hahahah...

Sekarang gue cuma bisa memohon sama Tuhan, supaya hati dan terutama pikiran saya bisa mencerna dan menerima dengan baik maksud semua yang terjadi sama saya ini.
Jalan karir dan hidup saya adalah pilihan saya... Saya mohon supaya saya tetap disertai sepanjang hidup saya. Baik saat suka maupun sedih. Karena hanya satu hal yang cenderung tidak logis (abstrak) namun bisa saya terima dan syukuri, yaitu Kuasa dan Cinta Tuhan.


Thursday, January 7, 2016

Happy New Year 2016

My wife had a wish about year ago when our house in Binong was not occupied yet. She said: "Someday we are going to have fun here, spend the new year's eve with family, having bbq, etc" And it happened last week. We had a fun time with family and our relative who happens to be our neighbor.

I really enjoyed this holiday season in my hometown in Karawaci. Streets are not crowded but full of lights and so Christmasy. The Christmas tree and decoration are awesome. Love them.





And we have our own Christmas tree as well :)








2015, to me, was quite a test to my health condition. I understand that I have to be more cautious on it. Well I have to eat properly and healthy, and workout more.

Moved to a new house was also fun yet exhausting. Not just us, but also my parents. We leave our old house in Regensi after 19 years. Can't imagine we leave loads of memories there.




As what we planned in early 2015, this was a year of family. So, that I took my parents for holiday in Singapore. Was so happy to get them there. I hope we can have another family trip in near future.

My relationship with my wife, I believe is getting stronger. A little bumpy, but we can manage to overcome and settle the issue. And of course, I love her even more. Hope she fells the same.

2016.... talking about resolution, I think I have tons of resolution in 2016. Key take away is "everyday is improvement." No matter what improvement I made, I hope I can escalate my level of maturity and wisdom. Money is important, but having great moments with your loved ones is much priceless.

Talking about hope, I am sure God has a big plan for me. A baby, is surely in my wish list every night I pray to God. But, I let Him decide when we will have one. Once it comes, I will try my super best to take care and ensure my wife to have my top priority of attention and care.

So, to me, 2016 will be a "year of grateful and hope." Let's have fun...