Monday, December 26, 2011

Kota Terbaik untuk Natal

OK... sabar dikit... nabung... usaha...
Setidaknya 3 dari 10 kota ini adalah target yang harus didatangi menjelang Natal.

http://travel.kompas.com/read/2011/12/26/11564096/Ini.Dia.10.Kota.Terbaik.untuk.Merayakan.Natal

Monday, December 19, 2011

Kondangan Senen Malem (2)

“Ratu Lain” malam itu...

Maaf saya memang tidak akan menyebutkan namanya. Tapi memang dia selalu menarik perhatianku. Kencang hati ini berusaha mengabaikan... meyakinkan diri dan otak supaya tiada pernah terpikir olehku untuk mencoba kembali. Di kepalaku selalu kudengungkan: “Dia terlalu sempurna untukmu, Steven. Kau bahkan masih bersembunyi dibalik kekurangan keluargamu.”

Namun semakin keras kudengungkan, semakin liar pula hatiku berteriak: “Tau apa kamu tentang jodoh?? Kau lihat Yayah yang tiba-tiba takluk oleh pria yang mungkin bukan pilihan awalnya.”

Kemarin aku membaca beberapa artikel mengenai motivasi diri. Dan saya membaginya membagi dua tipe. Tipe yang pertama adalah motivasi yang bersifat menguatkan diri dan menantang diri sendiri supaya terpacu dalam kompetisi. Saya lupa sumbernya dari mana dan siapa. Namun yang pasti artikel ini memicu gairah saya supaya saya lebih berusaha untuk menggapai segala keinginan saya, termasuk masalah jodoh. Intinya, artikel ini mengajak pembacanya untuk tidak mudah menyerah, dan “memaksa” kita untuk lebih jeli dalam melihat kesempatan.

Tipe kedua, cukup menarik perhatian saya. Saya dapat dari majalah Infob*nk, yang notabene mestinya adalah majalah mengenai bank. Namun intermezzo nya cukup menarik. Penulisnya kebetulan salah satu favorit saya di radio S*nora, yaitu Pak Gd* Pr*ma. Beliau menulis mengenai bagaimana menghadapi masalah dan rintangan. Dan saya cukup terkejut dan terkesan mengenai pemikirannya untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Sangat berlawanan dengan tipe 1. Dia mengajak kita untuk “berhenti melawan.” Sekilas saya tertarik dengan tagline itu, makanya saya habiskan artikel itu dengan cepat. Setelah kurenungi lebih dalam lagi. Ya... ada benarnya. Jujur semuanya adalah mengenai pencarian kedamaian hati. Menurutnya, hati yang melawan bisa berujung ketidakpuasan, kegelisahan, kecemasan, apapun itu... kita berada dalam bayang-bayang kekalahan, berkelut dalam awan gelap, dan terengah menggapai puncak. Jadi sebaiknya gimana? Biarkan semua mengalir. Bersyukur dan berterima kasih lah. Saat kau sudah dalam tahap itu, kedamaian hati akan datang dengan sendirinya. Berikut ini saya kutip sebait tulisannya: "Membandingkan, melawan, menendang. Itulah halangan terpenting bagi manusia yang gagal menemukan harta yang disembunyikan di dalam. Padahal, begitu perlawanan dihentikan oleh keikhlasan, kehidupan berubah wajah seperti simfoni."

Jadi kembali lagi.... masalahku saat ini adalah:
1. Aku ingin berjuang mendapatkan “kesempatan” itu sekali lagi (entah bagaimana caranya), namun aku sadar kondisiku saat ini tidak memungkinkan. Hubungan kami baik... malah baik sekali. Kami masih sering bertemu walau sekedar makan siang, dinner, atau ke gereja. Tapi beberapa kali aku membaca signal darinya yang seolah berkata: “untuk saat ini, kita cukup berteman baik yah.”
2. Aku ingin melupakan dia selama-lamanya (entah bagaimana caranya), tapi rasa itu sudah tertancap dalam di hatiku. Hingga bila kulepas cakarnya, dia terluka, perih, dan akhirnya membekas.

Entahlah apakah suatu saat nanti ratu itu bisa jadi ratuku. Aku ingat film “500 Days of Summer” yang bercerita mengenai seorang pria (Tom) yang cinta mati terhadap seorang wanita bernama Summer. Namun Summer ternyata tidak pernah berniat menjadikan hubungan mereka lebih spesial daripada seorang teman, walaupun mereka sudah berhubungan layaknya seorang pasangan. Hingga akhirnya Summer memutuskan meninggalkan Tom dan akhirnya menikah dengan seorang pria yang ditemuinya kemudian.

Dan yang paling mengesankan buat saya adalah ending scene-nya. Tom berniat memulai pekerjaannya kembali dan hendak interview di salah satu perusahaan. Manakala sedang menunggu panggilan, dia bertemu seorang wanita, yang ternyata juga menunggu giliran interview. Dan Tom mencoba mengajaknya ngobrol. Sesaat setelah Tom dipanggil dan hendak masuk ruangan interview, sekilas Tom berpikir... dan tiba-tiba mengajak si wanita itu minum kopi setelah interview. Ya memang... penolakan itu sudah diduga. Tapi tanpa sesal, Tom melangkah maju. Namun kurang dari sepuluh detik, wanita itu merubah pikirannya dan meng-iya-kan ajakannya. Dan nama wanita itu, Autumn. Jadi... siapa yang tau kan? Jodoh mungkin datang bukan saat kita inginkan atau butuhkan. Namun aku masih menaruh percaya... semua pasti indah pada waktunya.

Jadi apa yang kupikirkan dari semua ini? Tidak... aku tidak ingin memikirkannya lagi. Bila Tuhan berkenan, aku mohon:
1. Bila memang kami berjodoh, mohon bukakan hatinya sekali lagi saja... Saya tidak akan menyiakan kesempatan ini lagi.
2. Bila memang bukan, mohon buang semua perasaan ini, supaya tidak ada lagi kepura-puraan dan sakit hati.

Aku berhenti melawan... aku serahkan pada-Mu, Tuhan. Siapapun dia nantinya di sisiku, itu yang terbaik dari-Mu. Aku hanya bersyukur Kau masih sangat baik pada-Ku hingga hari ini. Nasibku masih jauh lebih beruntung dari para pengamen jalanan, pengemis di perempatan, anak terlantar, dan lain-lain.

Hai Ratu... manakala engkau lelah dengan ego-mu... ingatlah aku... yang tak pernah letih menjumpaimu... walau hanya dalam mimpi.

Kondangan Senen Malem (1)

Selamat kawin, Yayah and Jaya!!!

Satu per satu, BebsGaul mulai melepas masa lajang. Dimulai dari Gouw, sekarang Yayah. Sebentar lagi Joko. Tinggal lima anggota lagi yang masih jomblo. Hahaha... Iri?? Hmmm ada sih sedikit. Tapi kalo saya pribadi lebih ke arah geregetan aja. Hehehe...

Saya inget mungkin sekitar setahun lebih yang lalu, Yayah masih jomblo. Lalu dia sempet bilang klo dapet nanti mao cepet kawin aja. Dan saya rasa dia bener-bener meyakinkan dirinya untuk itu. Saya juga yakin doa-doa yang dilantunkannya kepada Yang Kuasa cukup kuat mengenai hal itu. Yah saya bukan sok yakin, tapi pasti permohonan itu sih pasti ada dalam doanya. Dan memang saya rasa berkah dari Tuhan, suatu waktu dia cerita kalau dia sedang dilema untuk memilih pria. Lihat saja... apakah itu bukan namanya berkah? Bagi saya, bisa mendapat satu saja sudah berkah. Yayah bisa dapet dua pilihan.

Lucunya, awalnya memang berat ke si pria A, karena menurutnya lebih bisa dia terima secara kriteria. Namun yang namanya jodoh... orang pun gak akan pernah nyangka. Kalau ternyata si pria B (Jaya) yang berhasil merebut hatinya. Dan memang benar ternyata, dia gak pacaran lama-lama. Hingga akhirnya malam ini mereka setuju untuk menikah. Doaku untukmu selalu, sahabat. Senang rasanya melihat sahabat-sahabatku berbahagia. Jujur saya senang...

Sekali lagi... selamat kawin, Yayah and Jaya!! Semoga bahagia selalu....

Wednesday, November 23, 2011

Makassar Trip

Tanggal 27 Oktober kemarin gue ke Makassar selama 5 hari. Wah memang kayanya udah basi deh yah ngomonginnya. Tapi daripada gue gak ada kerjaan di kantor. Better gue cerita aja deh.

So, awalnya memang pas kebetulan ada kerjaan WO di Makassar bareng sama Cr*o. Jadi mumpung sekalian tiketnya gratis, jadi gue manfaatin waktu yang ada untuk kuliner. Yah itu memang kebiasaan gue kalo pergi ke suatu tempat. Gue pasti sebisa mungkin nyari tahu apa yang bener2 khas dari daerah tersebut. Makanan, tempat wisata, dll. Pokonya yang khas daerah itu deh.

Seperti diduga, acara wedding yang dijalankan memang gak gampang. Sangat serba ribet, namun semua nya boleh dibilang lancar2 aja. Sulit dibayangin memang klo acaranya selama 3 hari berturut-turut, dengan tamu yang boleh dibilang golongan VIP dan VVIP. Mobil yang disewa untuk antar-jemput tamu, dan meng-entertain semua tamu yang datang mencapai hampir 100 mobil. Dan tolong catat, masing-masing tamu didedikasikan 1 buah mobil yang akan mengantar si tamu ke mana pun dia mau pergi di Makassar. Coba aja liat nih barang seserahan-nya.

Singkat kata, ini pengantin-nya hartanya gak ketulung banyaknya. Tapi saya cukup senang karena memang mengetahui bahwa keluarga ini adalah keluarga yang baik. Suka berkegiatan sosial, dan menolong orang lain. Saya sempat diceritakan oleh mereka kalau mereka berdomisili di Ternate. Dan ketika konflik sosial sedang bergejolak, keluarga ini tidak meninggalkan Ternate, malahan mereka membantu mempertahankan gereja yang ada di sana waktu itu. Dan terlebih mereka pun turut membantu dari segi materi dan tenaga untuk mengembangkan gereja yang hingga kini tetap berdiri.

Jadi jangan heran kalau keluarga besar, karyawan, dan semua kerabatnya menaruh respek yang luar biasa pada keluarga ini. Sulit digambarkan segimana tingginya loyalitas karyawan yang bekerja pada keluarga ini. Namun boleh dibilang, setiap karyawannya setidaknya siap untuk balas budi. Itu yang saya tangkap. So… doa saya untuk keluarga ini, semoga segala kebaikannya dibalas oleh Tuhan.

Di sela-sela kesibukan, saya tidak pikir panjang, KULINER!!! Mulai dari Ayam goreng Sulawesi pada malam pertama.
Lalu di hari berikutnya yang paling mantep, restoran Surya (Super Crab). Resto ini menawarkan sejumlah menu yang luar biasa enaknya, mulai dari cumi goreng Singapore, kerang ijo, dan yang paling mantep, kepiting saos padang yang beneran enak dimakan bareng mantao. Seluruh masakan kepiting di sini LUAR BIASA!!!

Esok harinya saya makan Mi Titi. Yah so so lah menurut gue.

Di pesta adatnya pun saya melahap berbagai makanan khas daerah Makassar, seperti Pisang Epek dan beberapa kue lain yang saya lupa namanya. Dan tidak lupa… Pisang Ijo. Konon dari cerita si pengantin bahwa pisang ijo ini adalah yang terenak di Makassar. Yah memang tidak bisa disangkal, ENAK BANGET!!! Saya habis 2 mangkok penuh. Sedikit berbeda dari pisang ijo yang sudah saya coba di Jakarta. Kalau di sini biasanya dicampur es serut, santan, susu, dan sirop. Tapi di Makassar kemarin hanya menggunakan santan kental yang sangat gurih. Gulungan tepung hijau nya pun sangat tebal dan empuk. Pisangnya luar biasa manis.

Hari terakhir… sebelum menuju bandara, saya membawa pulang 6 porsi Kepiting dari Restoran Surya yang sudah saya pesan kemarin malam. Selain itu, saya juga bawa pulang Bakpao Lompobattang hingga 80 buah. Yup benar… bakpao mengandung B2. Chasau Pao nya itu bener2 enak. Pagi itu sendiri saya habis 4 buah sekali makan.

Sungguh pengalaman menarik selama di sana. Bila ada kesempatan, saya dengan senang hati kembali ke sana.

Tuesday, November 8, 2011

He did it

Yes… that’s my bro, Christophorus Rio Delano, S.ST Par

Akhirnya setelah 4 tahun, Rio lulus dengan predikat cumlaude. Gile… predikat itu sebetulnya yang gue incer waktu kuliah, tapi apa daya memang otak gue belum semampu itu. Apa gue minder? Gak sama sekali. Sebaliknya, gue bangga sama adik gue.

Akhirnya gue baru ngerasain rasa puas yang teramat sangat. Puas bercampur bangga, haru, senang, dan lega. Dan gue yakin ini juga yang dialami sama bonyok gue waktu mereka ngebiayain gue sekolah dengan susah payah. Lega juga karena setidaknya lepas sudah satu “tanggung jawab” gue. Catet yah: “Tanggung Jawab”, bukan “beban”. Anggep aja ini cuma siklus peralihan tanggung jawab dari orang tua ke anak sulung, dan gue sepenuh hati kok.

Ivonne (pacarnya Rio) pun juga lulus cumlaude. Kalaupun suatu saat nanti mereka jodoh dan menikah, gue yakin anaknya pintar. Dan semoga mereka bertahan, karna Ivonne juga anak yang baik.

Tinggal satu lagi, Lia. Tenang aja, sis… sampe kelar kuliah kao tenang2 aja yah. Saya siap tempur. Saya tahu kemampuan akademik kao segimana. Jangan dipaksakan!! Enjoy aja dan give the best. Kalau sudah jalan Tuhan, yah pasti dibukain lah pintunya. Saya tunggu tahun depan, yah, Natalia Defta Delano, S.E

Saturday, October 15, 2011

Saat "Batu" Beradu "Batu"

Semalam saya pulang agak larut untuk makan malam dengan teman-teman untuk merayakan ultah Chichi. Sesampainya di rumah, saya mendapati kedua adik saya menangis. Ternyata sebelumnya ada perdebatan hebat antara Papa dan Rio. Dan Lia ikut menangis untuk memisahkan mereka berdua. Mama saya pun terdiam tidak bisa berbuat apa-apa.

Yah memang seperti yang sudah saya perkirakan sebelumnya. Bom itu akan meledak suatu saat. Ini hanya masalah waktu. Rio sudah kesal dengan tabiat Papa yang memang sudah tidak bisa diberikan saran secara baik-baik. Seakan dia adalah orang paling benar dan paling tahu sedunia. Yah saya akui itu sifat terjelek Papa, dan bukan hanya Rio yang capek, kami semua pun begitu. Jadilah semalam terjadi perdebatan hebat hingga Rio merasa putus asa bagaimana cara untuk memberitahu sesuatu dengan baik-baik. Bahkan saya diberitahu oleh Mama kalau Rio tidak tahan dengan Papa sampai membentur-benturkan kepalanya ke tembok saking kesalnya.

Well... ini moment yang cukup berat buat kami sebagai keluarga. Dulu sekitar 3 tahun lalu, saya pernah merasakan hal yang sama seperti yang Rio rasakan. Karena itu, saya memutuskan untuk kos dan memisahkan diri dari keluarga saya untuk menghindari friksi seperti ini. Dan kalau boleh dilihat, saya ini jauh lebih tempramental dari Rio ataupun Lia. Makanya saya menjauhkan diri saya untuk kebaikan keluarga.

Berat memang melalui masa seperti ini. Namun, saya sudah cukup menghadapi hal-hal seperti ini. Saya mengambil sisi positif dari masalah demi masalah yang terjadi. Dengan adanya hal-hal seperti ini saya berharap kami sekeluarga mau lebih "mendengar" satu sama lain. Moment ini akan kumanfaatkan untuk berbicara dengan Papa. Entah bagaimana, saya adalah orang yang masih bisa didengar olehnya, walaupun tetap sulit. Tapi itu terlihat dari sikapnya yang kurang bisa melawan setiap argumen yang saya berikan. Dan terkadang adik2ku atau Mama meminta tolong padaku untuk bicara dengan Papa, karena kemungkinan untuk didengar setidaknya lebih besar.

Lesson Learned

Buat saya ini adalah pelajaran yang baik untuk Rio, Lia, Mama, dan Papa sekalipun. Saya juga belajar, kok. Credit buat Rio yang mau kritis dan cukup berani untuk mengutarakan uneg2nya. Emosional memang, tapi bukan berarti "Boys Don't Cry." Malahan menurut saya bagus, bila kita terkadang menangis dan meluapkan emosi. Asal tidak berlebihan. Untuk mama, supaya mama bisa lebih tegas bersikap, dan mempertebal mentalnya. Untuk Lia dengan sikapnya, saya rasa bisa melumerkan kekerasan hati Papa. Untuk Papa, semoga kau tergerak dan sadar kalau "Orang yang merasa paling tahu segalanya, sebetulnya tidak tahu apa-apa."

Dan tentunya, di saat seperti ini, jalan keluarnya hanya satu.... Berdoalah... Hanya Dia yang tahu mana yang benar dan salah. Hanya Dia yang tahu jawaban atas segala masalah.

Semalam saat adikku tertidur, aku melanjutkan doa Rosario ku untuk hari ke-2 pada bulan ini. Sebelumnya kuberikan sedikit wejangan pada mereka:
"The shortest distance between problem and its solutions is the distance between your knees and the floor. The one who kneels to the Lord can stand up to anything."
I'm proud of you guys... this is part of maturity process. We (all) learn...

Friday, September 30, 2011

Rinduku untuk Kakek-Nenekku

Jadi sejak Sabtu kemarin tanggal 17 Sep 2011, saya sudah tidak memiliki kakek nenek lagi. Ya... dari kedua orang tua saya. Yang terakhir adalah nenek saya dari mama. Jadi salah satu target saya sudah gagal: "menjadi cucu yang berbakti." Dulu saya sempat berikrar supaya suatu waktu saya bisa membalas kebaikan keempat kakek nenek saya dengan cara apapun. Dan lagi, dulu saya selalu berharap, jikalau memang sudah waktunya mereka dipanggil Tuhan, saya ingin ada di samping mereka. Tapi kenyataannya, tidak satupun.

EMAK-ENGKONG (dari mama)

Jadi yang baru meninggal adalah EMAK. Dia terkena infeksi paru-paru. Untungnya saya sempat bertemu beberapa hari sebelum beliau tiada. Sungguh sebuah sentuhan batin bila berada dekat dengan orang yang disayangi, dan kita tahu sebenarnya kalau kita akan berpisah dengannya dalam waktu dekat. Ya, saya benar-benar merasakan itu. Yang saya sesalkan adalah saya belum bisa memberikan apa-apa sama beliau. Cuma beberapa kali kalau saya ada lebih dari hasil tabungan saya, maka saya akan berikan, seperti saat Hari Raya Imlek. Dan tentunya saya gak akan melupakan kalau beliau adalah pembuat ayam goreng terbaik yang pernah ada. Dan di atas semuanya itu, kehangatannya sungguh luar biasa.

Begitu juga dengan ENGKONG, yang lebih dulu dipanggil Tuhan beberapa tahun lalu. Beliau adalah sosok penyayang, sabar dan baik. Saya juga sempat menjenguk beberapa hari sebelum beliau tiada. Sungguh tidak akan kulupa sepeda ontel yang dimilikinya. Hahaha... Dan tentunya dia berperan besar untuk kuliah saya dulunya. Saat itu saya semester kedua jurusan IT di Binus. Sebagai seorang mahasiswa IT, saya belum punya komputer di rumah. Ya... dan dia orang yang membelikan saya komputer tersebut. Waktu itu tengah hari, beliau tanpa pikir panjang langsung ke atm dan mengambil sejumlah uang dan memberikan ke saya untuk dibelikan komputer. Sekali lagi, saya tidak bisa balas apa-apa. Cuma foto wisuda yang diminta olehnya sebagai penghias dinding rumahnya.

PHOPHO-KUNGKUNG (dari papa)

Sejak kecil PHOPHO dan KUNGKUNG adalah sosok yang berperan dalam kehidupan saya. Mereka yang merawat dan menjaga saya selama papa dan mama kerja. Sekolah diantar-jemput oleh Kungkung naik sepeda mini. Pulang disuapi makan siang, tidur siang dikeloni, dan diurus oleh Phopho. Jalan-jalan sore naik sepeda sama Kungkung. Yah pokoknya bisa dibilang saya menghabiskan waktu sama mereka lebih banyak ketimbang dengan kedua orang tua saya.

Yang tidak mungkin saya lupa dari Phopho adalah kedisiplinan dalam mendidik. Beliau adalah sosok tegas, keras, dan galak. Saya cukup "kenyang" dipukuli kalau agak rewel saat makan dan tidur siang. Kemoceng dan ban pinggang adalah benda-benda yang biasanya "mampir" ke pantat saya. Sungguh miris rasanya saat saya harus menerima kenyataan saat masih duduk di smp, dan mendapati beliau sudah tiada tanpa ada tanda-tanda tertentu. Waktu itu saya sangat terkejut dan sedih sekali. Saya tidak akan pernah lupa akan beliau. Beliau buta huruf, tapi mampu mendidik anak-anak dan cucunya hingga seperti saat ini. Tidak ada pencapaian yang lebih baik dari itu kurasa. Terlebih, dia adalah koki yang SANGAT HANDAL. Ya, saya rasa dia yang terbaik dan terbersih. Semua bahan dia olah sendiri dan semuanya ENAK. Saya tidak bohong. Dan hingga di saat terakhirnya beliau akhirnya menghadiahi kami rumah yang kami tinggali hingga kini. Terima kasih, Pho.

Kungkung adalah orang yang baik dan sangat perhatian dengan anak dan cucunya. Saya juga menyesal tidak berada di sisinya di saat terakhirnya. Lucunya... beliau adalah pelupa hal-hal yang baru saja terjadi, tetapi beliau ingat pasti tanggal lahir masing-masing anak, tanggal saat beliau exodus dari bangka ke jakarta, umur anak-anaknya saat exodus ke jakarta dengan menggunakan perahu dari Bangka. Beliau ingat kapan saat usahanya goyah diguncang peristiwa G30S-PKI. Beliau ingat tanggal pasti saat ia dan phopho menentukan untuk tetap di indonesia walau keselamatan mereka terancam. Yah dan masih banyak lagi yang ia ceritakan kepadaku selama ini. Yah memang diantara keempat kakek nenek ku, kungkung dan phopho lah yang paling dekat. Dan saya akan tetap simpan harmonika yang kungkung berikan padaku. Walau belum pernah kumainkan dengan serius, nanti pasti akan kucoba.

Saya mengutip dari teman saya: "Sangat menyenangkan jadi orang hebat, tapi lebih hebat jadi orang menyenangkan."
Bagi saya, keempat kakek nenek saya adalah orang yang sangat menyenangkan, baik bagi keluarganya maupun bagi orang di sekitarnya. Terbukti saat setiap kali iring-iringan menuju tempat peristirahatan mereka terakhir, sedikitnya 20-30 mobil yang mengiringi kepergian mereka. Dan yang terakhir adalah saat Emak meninggal, kurang lebih ada 30-40 mobil yang mengiringi.

Semoga kegagalanku terhenti sampai di sini. Aku ingin membahagiakan orang-orang di sekitarku dan membalas semua kebaikan mereka. Aku sudah kehilangan generasi tertuaku, aku akan berusaha untuk yang terbaik bagi generasi selanjutnya.

Monday, September 12, 2011

bodoh

Setiap harinya... semakin jelas. Saya pun semakin sadar kalau ternyata semakin saya merasa banyak mengetahui segala hal, semakin saya tidak tahu apa-apa. Dan semuanya sudah terjadi di belakang saya. Bukan... ini bukan "menusuk dari belakang", tapi semuanya karena kecongkakan diriku sendiri. Kukira kutahu semuanya, tapi ternyata saya tertelan oleh ceritanya, cerita mereka, mereka - yang sangat dekat sekalipun.

Ya sudahlah... aku tetap hidup...

Wednesday, August 31, 2011

Karena untuk sekali lagi aku meragu

Sedari awal, aku tidak peduli blog ini sifatnya published atau bukan. Dan aku juga tau ada beberapa orang yang bahkan tidak pernah kuberi tahu mengenai keberadaan blog ini pun pernah membacanya. Malah ada beberapa orang yang tidak kukenal, ternyata mengenalnya melalui adikku. Sejujurnya aku tidak pernah berusaha untuk “meng-eksis-kan” diriku, namun semua catatan ini ingin kujadikan kenangan dan tolok ukur pencapaian hidupku. Tak peduli siapa yang tahu, melihat, membaca, atau bahkan mengomentarinya, aku akan tetap menulis.

Entah kenapa judul ini kembali tertulis dalam ingatanku. Aku tahu… kamu tahu… apa yang pernah aku alami dan aku rasakan akan seseorang yang dulu pernah sangat “mengisi” dalam hidupku. Seperti yang pernah kuutarakan, kalau sesungguhnya aku sedang berusaha membuat segunung tanah untuk mengubur, membangun tembok setinggi langit supaya tidak dapat lagi kulihat sinar apa yang pernah mencerahkan hatiku.

Memang terdengar tolol, sebagai seorang pria seharusnya aku bisa dengan mudah melupakan sesuatu. Dan memang pada kenyataannya aku tidak sulit untuk bersikap lebih cuek dan tidak peduli. Namun, untuk kasus yang satu ini adalah pengecualian. Aku tidak pernah membayangkan siapa yang Tuhan berikan untukku untuk melengkapi hidupku nantinya. Yang pasti setiap kali aku memikirkan itu, semua tertuju padanya. Dan hanya dia seorang. Walaupun pernah beberapa kali aku bisa saja mengakhiri semua penderitaan ini, namun hatiku tetap bergeming. Aku tahu rasanya memang sakit untuk menyangkal diri ini sendiri. Memang sakit mengetahui kalau dia lebih dekat dengan pria lain. Memang sakit rasanya mengetahui kalau dia pun sudah tidak akan pernah sedikitpun terpikir tentangku. (untuk yang terakhir ini hanya dugaan, aku pun tak pernah tahu isi pikirannya selama ini). Manakala kami berkumpul dengan yang lainnya, aku tidak henti meneriakkan hatiku untuk memadamkan api yang muncul, bahkan tidak untuk sepercik api pun. Yah… memang benar… SANGAT TIDAK MUDAH!!! Dan buruknya, seperti yang pernah kuberitahukan sebelumnya, aku semakin curiga dengan semua orang di dekatku yang dekat dengannya juga. Namun, aku tidak akan pernah mencaritahu.

Walaupun kami jarang berkomunikasi intens dan sering, kami sempat bertemu berdua walau sekedar untuk makan siang atau bertemu saja. Dan… dia tidak pernah berubah, tetap hangat, ceria dan semua seperti tidak pernah ada sedikit pun hal bodoh atau menyakitkan yang pernah kubuat yang mengganjal di hatinya. Dia bersikap dewasa dan bersahabat. Dan tentunya dia tidak lupa. Dia tetap menanyakan kabarku dan perkembangan terakhirku.

Sejujurnya pikiranku lelah bertarung dengan hatiku. Belakangan ini aku seringkali terbangun di malam hari dengan berbagai pikiran yang mengganggu, dari masalah keluargaku hingga pribadiku. Salah satunya tentu mengenai “dirinya.”

Di satu sisi, hatiku sangat berharap agar dia bisa sedikit saja membukakan pintu untukku dan memberikan kesempatan sekali lagi. Bahkan bila memang Tuhan berkenan, aku memohon supaya aku memiliki waktu berdua dengannya, dan aku ingin dia menuangkan semua yang ada di hatinya selama ini, agar aku tahu dan tidak bertanya-tanya.

Di sisi lain, aku selalu berkeras agar aku bisa mati rasa. Namun setiap saat kucoba, dia semakin tergambar jelas di kepalaku. Aku benar-benar tersihir. Dan jangan kaget, saya tidak melebih-lebihkan. Saya pernah membentur-benturkan kepala ini supaya yang ada hanya rasa sakit dan tidak ada tertinggal sedikit pun kenangan indah.

Setelah liburan dua hari belakangan ini, sekali lagi aku meragu… rasa itu masih ada… masih kuat…

Tuesday, August 30, 2011

Libur Lebaran

Seminggu terakhir ini adalah libur lebaran yang cukup panjang. Yah setidaknya ini liburan lebaran terpanjangku setelah lulus kuliah. Di perusahaan sebelumnya aku selalu memanfaatkan untuk tetap masuk kantor karena dari sisi kesibukan akan sedikit mengendur, dan tekanan jauh berkurang. Dan sekarang, “mau tak mau” aku harus ikut cuti bersama.

Untuk mengisi waktu libur panjang tersebut, saya memang sudah lama ingin “membukit”, dan Lembang-lah memang tujuan yang dari dulu kami incar. Oh ya… “kami”… seperti biasa, teman-teman terbaikku lah yang pasti ada untuk mengisi hari-hariku. Joko, Bendot, Pipi, Chichi, dan Romo. Memang terasa sangat kurang karena tidak ada Yayah dan Gouw. Yah memang singkat. Hanya semalam kami bersenang-senang. Namun kami masih sering berkumpul, jadi bukan masalah besar.

Sebetulnya aku ingin menikmati hari-hariku bersama mereka lebih lama. Yah walau memang aku juga ingin sekali menghabiskan waktu dengan keluargaku, terutama orang tuaku. Entah kenapa aku merasa aku akan “berpetualang” lagi di masa-masa mendatang. Beberapa tawaran memang datang dari luar negeri, dan yang terakhir paling anyar adalah salah satu perusahaan research worldwide (N**LS*N) yang menawariku posisi Manager untuk Quantitative Research Manager. Namun sepertinya tidak akan menemui kata sepakat soal gaji. Setelah kuhitung dengan mempertimbangkan segala aspek, sepertinya memang perlu dipikirkan lebih lanjut. Aku hanya berdoa supaya penawaran yang datang, benar-benar cocok dan memberikan angka yang setimpal.

Dan untuk alasan di atas, aku memang benar-benar serius untuk menggapainya. Oleh karena itu, hari demi hari aku mencoba berusaha menikmati setiap kesempatan bersama orang-orang yang kucintai, keluargaku, dan teman-temanku.

Jadi… selama libur ini, aku ingin menikmati semuanya bersama orang-orang terdekatku yang kusayang.

Saturday, August 13, 2011

kosong

Kosong... Hampa...

Baru ngerasain sampe yang begininya nih gue. Kok perasaan weekend gue sekarang banyak dipake sama kesibukan gak jelas. Sepertinya perlu lebih banyak bersosialisasi lagi. Sedikit demi sedikit gue merasa kehilangan moment masa muda gue. Seharusnya lebih banyak waktu luang untuk diri gue sendiri untuk bisa lebih berteman lagi. Kurang egois tampaknya.

Belakangan gue selalu diliputi kecurigaan, feels that something hidden from me. Dan entah kenapa rasa curiga itu makin besar. Entah kenapa gue ngerasa orang-orang di sekitar gue, bahkan teman-teman terdekat gue menyimpan sesuatu yang menurut gue adalah sesuatu yang cukup besar. I don’t know why I’ve been feeling about this since few months back. Things have just been very mysterious all the time. And I have a bad feeling that if I ever had a chance to know it someday, this would be very painful.

Semoga cuma firasat gue aja yang salah ya…


Saturday, August 6, 2011

Semoga bukan apa-apa

Belakangan, walau kondisi badanku biasa-biasa saja, dan aku merasa kalau istirahat ku cukup, dibandingkan saat masih bekerja di perusahaan sebelumnya, namun beberapa kali sempat kehilangan keseimbangan, goyang seperti gempa, dan kepala seakan jatuh. Selain itu, jari tangan ku terkadang kebas dan selalu berusaha untuk menekuk.

Kalau kutelusuri, secara ilmu kesehatan, sepertinya memang ada gangguan pada tubuh, seperti gejala anemia, asam urat, bahkan yang kutakuti selama ini, jantung.

Semoga bukan apa-apa yang berbahaya. Sekarang aku hanya berusaha untuk tetap menjaga pola hidup supaya tidak terlalu lelah, makan sehat (walau sulit terwujud), dan menyempatkan untuk olahraga.

Yah sekali lagi… semoga bukan apa-apa yang serius.

Saturday, July 30, 2011

Pengadilan Massa

Masih terngiang di kepala, kejadian dua malam yang lalu. Sekitar jam 10an, sehabis pulang kerja. Waktu saya makan di dapur, tiba-tiba terdengar banyak orang teriak dari luar rumah: “woy… jangan kabur lu… bakar… hajar…” Namun sayup-sayup penuh kengerian dan rasa memelas ada seorang berteriak: “ampun pak… ampun… jangan… jangan dibakar…”

Sontak saja saya lari keluar rumah dan melihat seorang bapak yang sudah di usia nya yang cukup senja sedang dipukuli dan hampir dihabisi oleh massa yang mengejarnya. Untung saja kejadiannya dekat sekali dengan rumah RT saya, dan kebetulannya lagi dia seorang anggota pengamanan presiden atau dari kalangan militer. Jadi setidaknya ada yang pasang badan untuk melindungi dia dan meredakan massa yang mengamuk agar tidak anarkhis.

Jujur saja, sepertinya memang pak RT ini agak sedikit berlebihan dalam bicara, tapi saat malam itu buat saya membuka mata bahwa kita tidak boleh menilai seseorang dari satu kejadian saja, tapi tindakannya secara keseluruhan. Dan menurut saya, malam itu pak RT saya adalah seorang ksatria penyelamat, seorang malaikat pelindung untuk si Bapak. Rasa salut dan penghargaan setinggi-tingginya dari saya untuk Pak RT.

Menilik dari apa yang mereka ceritakan yah memang si korban ini sebelumnya menabrak beberapa motor yang diparkir di pinggir jalan, lalu mungkin karena dia dalam keadaan ketakutan karena banyak massa di sekitar yang siap menghakimi, lantas dia melarikan diri dan masuk ke dalam kompleks rumah saya. Tapi memang malang tidak bisa dihindari, si bapak ini tetap tertangkap dan sempat dipukuli di pinggiran got dekat rumah saya.

Rasa iba yang amat sangat ini masih ada ketika melihat si bapak korban yang ketakutan, wajahnya pucat, menangis, badannya gemetar kala maut hanya sejengkal dari padanya. Apakah tidak cukup ungkapan “ampun” yang diteriakan oleh si Bapak?

Meski begitu, sampai sekarang, saya sangat benci melihat orang-orang yang melakukan hal-hal anarkhis macam itu. Saya yakin dari sekitar sepuluh orang yang datang memukuli, paling hanya 3-5 orang yang secara materi dirugikan karena peristiwa tabrak lari itu. Terbukti hanya ada tiga motor yang hancur. Sedangkan yang lainnya saat ditanyakan oleh pak RT saya hanyalah orang yang sekedar “ikut-ikutan”. Ironis sekali sepertinya kalau mendengar kata “ikut-ikutan” memukuli orang yang notabene tidak pernah merugikan dia secara langsung. Ini tren sikap yang benar-benar tidak bisa diterima, kampungan, tidak bermoral, dan menunjukkan kalau sepantasnya identitas agama yang tertera di KTP tidak perlu diisi.

Seharusnya mereka melihat, bahwa si Bapak ini juga seorang manusia. Dan manusia pasti berbuat salah. Kalau yang salah langsung dihakimi, apa bedanya dengan semua orang di dunia. Apakah kita hanya hidup untuk saling menghakimi? Kalau memang kalian yang memukuli si korban adalah orang-orang yang paling benar, suci, dan tidak pernah berbuat salah, maka saya akan membiarkan Anda melakukan itu. Saya tidak lebih baik dari kalian, begitupun kalian terhadap saya. Sepatutnya kita lebih bercermin dalam menegakkan keadilan. Semua bisa dibicarakan dan bila memang terbukti bersalah, ada instansi berwajib yang memiliki otorisasi untuk memproses lebih lanjut ke ranah hukum. Bila ini dipertahankan, berarti tidak perlu lagi ada Fakultas Hukum, tidak perlu lagi hakim atau pengacara, tidak perlu lagi polisi, karena semua aturan sudah dibuat di “lapangan” atas dasar emosi dan nafsu kebinatangan belaka. Oh, sepertinya lebih buruk dari binatang.

Semoga kita semua bisa berkaca dari peristiwa ini. Saya pribadi bersyukur tidak ada korban jiwa yang sia-sia. Namun saya hanya berharap agar kita masing-masing melihat ke dalam diri kita, apakah kita sudah sepenuhnya pantas jadi seorang “hakim”.

Semoga Tuhan:
Melindungi si Bapak korban dari incaran para pelaku
Membuat si Bapak korban jauh lebih bersyukur dan berhati-hati dari sebelumnya
Memberikan berkah untuk pak RT yang menjadi malaikat pelindung malam itu
Mengampuni massa yang mendadak jadi “hakim” malam itu, dan
Memaafkan kita semua yang selalu merasa benar dan tidak pernah mengaku salah

Sunday, July 24, 2011

duh malesnya

Begini nih sekarang... tiap weekend kalao masih ada kerjaan yang mesti dikelarin rasanya males luar biasa. Nah akhirnya gini nih. Nulis blog, tidur2an, males2an, pergi bergaul, etc.

Mungkin karena gue dah bertahun-tahun dulu memaksakan diri untuk tetap bekerja saat weekend kalau tidak kemana-mana. Sekarang sih udah sulit untuk begitu. Gue sangat butuh istirahat, menenangkan diri, pikiran, dll.

Dan ditambah lagi dilema yang terjadi: (1) try other opportunities? or (2) stay?
Kesempatan dan offer di tempat lain juga cukup banyak. Sekarang masalahnya apakah saya siap mengorbankan 4 bulan saya di C*MB? Sayang sih sebetulnya. Udah setengah jalan, sebentar lagi berbagai benefit bisa diambil.
Yah kita liat aja deh...

*backtowork

Friday, July 22, 2011

Good for her (and for me too)

Last night I went to GI to meet my friends and had dinner. Coincidentally, I saw miss IH walk with a guy. Finally, she gets what she wants. And, for sure... I'm not jealous or regreting my decision for not dating her. This is good for her and for me as well. No more guilty. Hope you're happy with this.

Wednesday, June 29, 2011

Losing Trust

It’s getting tougher for me day after day. I seems losing my trust to anyone, my friends, my family, myself, even God. Problems come over and over again. I’m getting very sensitive with what happens around, jealous with others’ success and growth, most part of myself prefer to step away from society, I lost my confidence. I pretend that I enjoy my current life, in fact, not at all.

Every day, I always try to find new job which really suits me and of course higher and higher payment. That’s true if I’m taking this job to get myself closer to my family, friends, etc. However, I don’t do it well. Financially, it’s getting tougher. All that loans for my bro and sis tuition fee are really make me crazy.

Even once, at one midnight, when everybody already went to bed, I found myself in front of my house really exhausted, sad, feeling down, yet, I couldn’t cry. I asked God why I can’t have lighter burden, smaller responsibility, or easier life. How can you give me all these trials? Why am I the one who should deal with it? Sounds weepy I guess, but why me? I even blamed my family for this.

My dad, who can’t throw away his ego to have a job or anything that can help me to earn a better living and fulfill this family’s needs.

My mom who totally-depended on me.

My sis, who can’t independently find another source of living, and still narrow-minded. But, I'm sure she's already thinking about this and trying to figure the way out.

Only my bro who knows how important to collect every single penny to fulfill his needs.

I’m sorry, but I have to tell the truth. Even I had a stupid thought to end my life soon. I was thinking that if I die tonight, my family will get money from my insurance. They can use it to continue life.

Oh God… I’m sorry… but it happened.

When deciding to take this loan, I first try to call few persons that might help me. I was once thinking to ask my friends about this. However, I don’t want to sacrifice my friendship with them. Hence, I asked to my uncle that I believed he has the capability for this. I told him that I’m honest about my salary now and willing to pay the debt in credit basis. I’ll arrange the auto-debit process to his account every month. But, as I guessed before, he said he didn’t have any money. But, days after, a new fancy car came to his garage.

God, where were You? I really need the money. I have any savings no more. It’s all for my family. Will You hear me here? I’m yelling, I’m begging, I’m kneeling down.

And finally I took the worst choice; I took a personal loan from a bank. And believe me that was very-very tough. I kept my promise, though. If I had to take a loan, then I would not ask it from my friends. I don’t want to screw my relationship. That costs very high, that’s priceless.

I force myself to keep believing that things will find their way. I keep believing that God will show me the way and take me higher, but I always found a big wall in front of me. I’m in a very bad situation. When I look to myself and think what is going on with me, I always hate myself. I fully regret not to do something good earlier. I’ve been enjoying myself too much. I should be the one who persuade my environment, not the one who get carried by the environment.

I’ve been attending 2-3 morning mass at St. Helena church in the past 2 months. I took the confession as well in May. I got few to tell about my sins. Most of all, I shared everything I feel this time. I’m down, lack of courage, lack of confidence, lack of faith.

I need to run away. I need to be alone. I need help.

In this kind of moment, I really need someone who can listen to me. I just realized, I really need a girlfriend. I can't easily share something like this. But, thinking of finding the right one for me would just worsen, wouldn't it? I don't know what to do now. I'm very sick of it.

Sunday, June 26, 2011

What is Love? (Platonic Love)

Before we get into the story of Plato and Socrates who talked about “love”, about two weeks ago, there was my friend’s wedding.

At Sunday, June 12, was Indah and Boris’ wedding ceremony. And again, I was helping them the whole day. Hehehe… Tired, of course, but happy to meet many friends from my previous company. Even though it has only been 3 months, but I admit that I miss them so much.

Plato and Socrates
================

There was a moment in the mess where the priest told story about Plato and Socrates. Below is the complete story, I’ve googled and find the right version (the priest’s version was a bit different, but still caught my attention). So, here it is....

------------------------------------------------------------

One day, Plato asked Socrates: "What is love?"
Socrates said: "I ask you to pick a strain of the largest and most golden grain through this piece of rice paddies, but there is a rule that you can’t go back and you can pick only one."
So Plato began to do this. After long time, he came back with nothing.
Socrates asked him why he came back with empty-hand.
Plato said: When I walked in the field, I had seen a few strains with particularly big grain, but I always thought there would be a bigger and better one in front, so that I didn’t pick them up; But I found that the grain I saw is not as good as the last one, and finally I picked nothing.
Then Socrates meaningfully said: "This is love."

Another day, Plato asked Socrates: "What is a marriage?"
Socrates said:" I ask you to cut down a tree which is the strongest and thickest through the forest, but there is a rule that you can't go back and you can pick only one."
So Plato began to do this. After long time, he came back with a tree which is not as strongest as thought.
Socrates asked him why he cut this tree.
Plato said: when I walked through the forest, I saw a few good trees, and this time, I learned the lesson of grain and saw this tree still good, so that I just choose it for I'm afraid I miss the chance though it is not the best.
At this moment, Socrates said:" This is the marriage."

On another occasion, Plato asked Socrates:"What is happiness?"
Socrates said:" I ask you to across the field and pick a flowers which is the most beautiful, but there is a rule that you can't go back and you can pick only one."
So Plato began to do this. After long time, he came back and held the most beautiful flower.
Socrates asked him:"Is this the most beautiful flower?"
Plato said:"When I crossed the field, I saw this beautiful flower and I picked it up and recognizing that it is the most beautiful one, while I saw many other beautiful flowers later, but I still insist on this one is the most beautiful one so I took it back."
At this moment, Socrates said:"This is happiness."

Plato, one day asked Socrates:"What is affair?"
Socrates asked him to walk through the forest again without any rule and can walk back to choose the most beautiful flowers on his way.
Plato went out with confidence, after two hours, he took a gorgeous flower but slightly off,
Socrates asked him:"Is this the most beautiful flower?"
"I have been looking for two hours, and found this flower is the most beautiful, but it is wither down gradually during I came back" said Plato.
"That's an affair."

And one day he asked Socrates again:"What is life?"
Socrates asked him to walk through the forest without any rule and can walk back and forth to choose the most beautiful flowers on his way.
Plato had previous lessons and went out full of confidence
After three days, he still didn't come back.
Socrates had to go into the forest and find him, finally he found Plato has already lived in the forest.
Socrates asked him:"Have you found the most beautiful flower?"
Plato pointed to the flower beside and said:"This is the most beautiful flower."
Socrates asked:"Why doesn’t bring out?"
Plato answered:"If I take it off, it will wither quickly. Even if I don't pick it up, it also will wither sooner or later. So I just live beside this flower when it blooms, and find the second beautiful flower when it withered. This is my second flower which I found here."
At this moment, Socrates told him:" You know the truth of life".

------------------------------------------------------------

So there’s the story. It definitely made me realize that I should not be picky anymore. Once you think, you’re in the right way of having someone special in your life, do not think of any way or any possibilities that might come to you ahead, because love is not about possibility to have the right and/or most beautiful one, but to be ready to take everything with her/him with you for the rest of my life.

But, notice that, if I choose the one someday, that’s not because I desperate of having no options or am afraid that I would not get any single flower, but I learned from this story. Hehehe…

Friday, June 24, 2011

A little bit more

Well… like other amateur and undedicated bloggers, I do not consistently update and write in my blog. As I told in my first blog (back in 2008), I am not trying to be a pro blogger. This is not completely for sharing; it’s just my heart who’d like to tell and my fingers who’d like to type.

I surely have some topics in my head now and would like to share. Maybe first thing to write is about my brother who came back from Bali by end of May.

I guess he learned a lot from his training, and I always pray for him to have a great career in the future. I want him to learn from my experience. While you’re still very young, grab all the chance!!! That’s what I missed in my early career. However, it’s not a big regret though. I’m still grateful for what happen to me now.

I’m a bit relieved now as he is now having a job to complete his internship credits. So, he’s doing administrative thingy. And the good thing is he is paid. Though it’s quite low, I think that is also an advantage for him because he holds no title yet. Thank God for this.

In the beginning of April, in my early days in this new company, I feel a bit un-satisfied on what I’ve got. I think I deserve more. I never feel satisfied, until one time I happened to know the detail what everyone gets here. At that time, God opened my eyes, that we all have our own share. And my share is not bad. It’s fine. Now, it’s all about escalating myself into the highest level.

After 4 years, struggling with all of these, I’m about the end of my first responsibility as an eldest son: to support my bro and sis college fee. The following are to take care and being responsible for the whole family, and of course my family later.

Well, so I’m (almost) here… ;)

Sunday, April 17, 2011

HBD27


Happy bday to me....
I'm 27 y.o. now. Some things noted for this year's birthday are:
(1) I'm home in my birthday, was used to celebrating it with Spire.
(2) Though I'm home, my brother is not around. He's in Bali, but he doesn't forget, neither do my parents and sissy.
(3) We demolished the un-used front room in our house. We have larger yard now.
(4) My friends did the same old surprise which I had predicted before (so, no longer surprise).
(5) I'm getting numb. The shadow's fading out... Umm, NO. I guess it's gone already.
(6) Above all... I'm happy. And move on... With or without it...

Thanks BebsGaul... Oopss... They don't give me a present yet... ;)

Wednesday, March 2, 2011

i need to laugh like this

This baby is funny...
I need to laugh like THIS

Tuesday, February 8, 2011

malam penuh kegusaran (agak sedikit menyeramkan)

Semalam saya tertidur sambil duduk saat sedang mengerjakan pekerjaan saya. Dan saya bermimpi... kita skip dulu ya mimpinya. Nanti dilanjutkan.

Yang pasti setelah terbangun, saya tidak tahan ingin pipis, dan bergegaslah saya ke kamar mandi. Saat keluar kamar memang suasana sudah sangat gelap, dan saya memang biasanya sangat terbiasa dan cukup senang dengan ketenangan, kegelapan, dan suasana sunyi seperti itu. Namun semalam berbeda. Seakan setiap gerakan saya ada yang mengawasi. Entah "apa" atau "siapa"... yang pasti saya cukup tidak nyaman. Pun begitu setelah saya keluar dari kamar mandi. Seakan ada yang mengikuti. Walaupun ada rasa takut, tapi rasa penasaran saya lebih dominan. Dan setelah menoleh ke segala arah... memang tidak ada apa-apa. Tapi feeling itu sangat kuat. Entah apa atau bagaimana deh... yang pasti ada yang mengawasi dan memperhatikan gerak-gerik ku.

Setelah masuk kamar, di dalam kegelapan, dan berbaring sesaat, lalu memejamkan mata. Perasaan itu makin kuat. Sepintas terlihat bayangan orang-orang berbaju hitam sedang memperhatikan saya yang sedang tertidur. Menyeramkan memang. Tapi sontak ini membuat saya naik darah. Mengganggu istirahat saya saja. Padahal saya sedang butuh istirahat dan ketenangan. Akhirnya, saya memutuskan untuk berdoa (mungkin karna tadi tertidur dan lupa berdoa, jadi terbawa perasaan yang tidak enak). Saya melihat rosario saya yang memang glow in the dark. Lalu saya memutuskan untuk memakai itu, dan berdoa. Akhirnya... tidur cukup nyenyak, tanpa mimpi. Hehehe...

Kembali ke soal mimpi sebelumnya. Saya bermimpi bertemu dengan ibu katekis saya, pembimbing rohani, mama dari teman kecilku (Karen), dia: Tante Joyce. She looks healthy (not like when the last time I saw her before she passed away few years ago caused by breast cancer). She didn't say anything. But in front of her, there are Jesus and Mother Mary's statue. Also... there was white rosary which attract me a lot. I'm not sure what I did in my dream. However, there must be something she'd like to tell. It's still a puzzle for me.

I hope everything's gonna be okay. If there is something God wants to tell me... I hope I can read it and do something necessary. I don't want to disappoint anyone in my life. Fiuh... what a night...

Saturday, February 5, 2011

and... it's all DONE...

As you can see in the picture (please click it to enlarge), that was the hardest part after all my four amazing years in Spire. I was thrilled. And when I was composing the letter, my mom stood behind me. I wasn't sure if she understands the English or not (hahaha...), but her present at that time gave me more courage to move on. She knew it was very hard for me to leave this company. And one thing to be remembered from her advice was: GIVE THANKS, to God, Erwin, Jeff, Agus, and all my friends. That was pretty simple, right? But, she was right, I'm nothing without them.

Friday, February 4, 2011

why again??

So I got these two ladies which had been very best parts of my life. One's my ex, the other one is she-who-still-the-best.

I don't know... lately I've been talking, communicating, sharing, etc with both of them. And this strange feeling comes up again. I feel connected as I had felt long time ago.

With my ex, it's like she still needs me as a shoulder to cry on, as a man beside her to guide and lead. And somehow she said that it was a dumb decision to get separated with me years ago. I don't really care bout it, but somehow... it bothers me.

The other one also, lately we communicate and share quite frequent. This is what we always did. Ask other's opinion for something (e.g. problem, job thingy, deciding something, etc). I know this has only 1% opportunities for me. And it almost gone since she must do something that physically separate us even further. However.... she still shares it and keeps me in her loop. I really appreciate this.

Thursday, January 27, 2011

Emosi tingkat tinggi


Gila nih UOB... kepindahan gue ke CIMB Niaga terancam krn record finansial gue di UOB sangat buruk. Tercatat masih ada tunggakan kartu kredit 594rb yg belum dibayar dr 2009.

Anjing... bangsat.... padahal gue dah tutup sekitar 1-2 thn yg lalu nih. Kartunya aja dah gak ada. Ditelpon ke call center aja kartunya dah gak aktif. Masa ada tagihannya?? kalaupun ada, kenapa gak ada kiriman tagihan ke gue selama ini??

Lebih lucunya di bulan mei 2010, ada pembayaran... lalu nunggak lagi sampe sekarang. SIAPA YANG BAYAR?????? Ngeheeeeee!!!!!! Transaksinya KAPAN???? Bajingan!!!!!! UOB KEPARAT!!!! Kartunya aja dah gak ada...... SETAN!!!!!!!

Dan ternyata... itu adalah annual fee yang gantung dari April 2009 - sekarang. Yang seharusnya sudah ditutup. BANGSAT banget nih UOB. Mao gak mao gue mesti bayar krn gue lagi butuh surat keterangan lunas ini secepatnya. Memang sialan... credit rate history gue di BI jadi jelek. Monyet!!!!!!! Lo baca deh di suratnya tuh, ada kata-kata yang benar2 menjebak dan jelas2 membatasi secara legal untuk diperkarakan lagi ke jalur hukum. Padahal gue mau memperkarakan ini lebih jauh dan minta duit gue dibalikin. Bener2 brengsek!!!! UOB KEPARAT!!!

1% still can change anything

Oh my God...
It was just a single step away for me to join the company. My confidence level was 99% high. After this morning confirmation from them, I don't pass the BI checking qualification. I'm not sure what went wrong with my record in BI.

Have I done any bank-crime? Fraud? Cheat? I don't even have loan or any mortgage, etc. I admit, I did forget to pay my CC bills for few times. But those were because: (1) I forgot to pay (human error), and (2) the bank for some reason didn't send me the monthly bills. So, I also forgot to pay that.

However, all issues were solved already... Now I'm just waitin for their final cross-checking.
Hope all iz well...

Thursday, January 20, 2011

Jangan pernah meragukan Tuhan

Gileeeee....

Baru saja saya mendapat respon yang luar biasa cepat dari Tuhan... Saya baru berpikir kalau sepertinya offer saya kepada CIMB Niaga itu masih jauh dari kata sepakat. Harapan saya dari kemarin tuh kalau Sabtu ini biar segera medical check up supaya saya bisa kasih notice ke Spire secepatnya.

Tapi dari hari Jumat kemarin sampai 10 menit yang lalu (sekarang Kamis, berarti sudah hampir satu minggu) tidak ada kabar. Sedikit putus asa dan agak ragu. Tapi baru saja terpikirkan ke-putus-asa-an ini, kabar itu datang. Lusa (Sabtu) saya medical check up.

Ya ampun... Tidak mengira sekali saya dapat respon yang luar biasa cepat dari Tuhan. Sepertinya jelas sekali, Dia mau menegur saya langsung seperti ini: "Hei Steven, Aku jawab permohonanmu. Jangan kira Aku tidak mendengar, ya... Jangan sekali-kali kamu ragu dengan kuasa-Ku. Ini masalah waktu. Aku tidak akan memberikan jawaban yang cepat, tapi Aku memberikan jawaban di saat yang tepat."

Kau memang Allah yang Maha Besar.... Halleluya...