Monday, December 26, 2011

Kota Terbaik untuk Natal

OK... sabar dikit... nabung... usaha...
Setidaknya 3 dari 10 kota ini adalah target yang harus didatangi menjelang Natal.

http://travel.kompas.com/read/2011/12/26/11564096/Ini.Dia.10.Kota.Terbaik.untuk.Merayakan.Natal

Monday, December 19, 2011

Kondangan Senen Malem (2)

“Ratu Lain” malam itu...

Maaf saya memang tidak akan menyebutkan namanya. Tapi memang dia selalu menarik perhatianku. Kencang hati ini berusaha mengabaikan... meyakinkan diri dan otak supaya tiada pernah terpikir olehku untuk mencoba kembali. Di kepalaku selalu kudengungkan: “Dia terlalu sempurna untukmu, Steven. Kau bahkan masih bersembunyi dibalik kekurangan keluargamu.”

Namun semakin keras kudengungkan, semakin liar pula hatiku berteriak: “Tau apa kamu tentang jodoh?? Kau lihat Yayah yang tiba-tiba takluk oleh pria yang mungkin bukan pilihan awalnya.”

Kemarin aku membaca beberapa artikel mengenai motivasi diri. Dan saya membaginya membagi dua tipe. Tipe yang pertama adalah motivasi yang bersifat menguatkan diri dan menantang diri sendiri supaya terpacu dalam kompetisi. Saya lupa sumbernya dari mana dan siapa. Namun yang pasti artikel ini memicu gairah saya supaya saya lebih berusaha untuk menggapai segala keinginan saya, termasuk masalah jodoh. Intinya, artikel ini mengajak pembacanya untuk tidak mudah menyerah, dan “memaksa” kita untuk lebih jeli dalam melihat kesempatan.

Tipe kedua, cukup menarik perhatian saya. Saya dapat dari majalah Infob*nk, yang notabene mestinya adalah majalah mengenai bank. Namun intermezzo nya cukup menarik. Penulisnya kebetulan salah satu favorit saya di radio S*nora, yaitu Pak Gd* Pr*ma. Beliau menulis mengenai bagaimana menghadapi masalah dan rintangan. Dan saya cukup terkejut dan terkesan mengenai pemikirannya untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Sangat berlawanan dengan tipe 1. Dia mengajak kita untuk “berhenti melawan.” Sekilas saya tertarik dengan tagline itu, makanya saya habiskan artikel itu dengan cepat. Setelah kurenungi lebih dalam lagi. Ya... ada benarnya. Jujur semuanya adalah mengenai pencarian kedamaian hati. Menurutnya, hati yang melawan bisa berujung ketidakpuasan, kegelisahan, kecemasan, apapun itu... kita berada dalam bayang-bayang kekalahan, berkelut dalam awan gelap, dan terengah menggapai puncak. Jadi sebaiknya gimana? Biarkan semua mengalir. Bersyukur dan berterima kasih lah. Saat kau sudah dalam tahap itu, kedamaian hati akan datang dengan sendirinya. Berikut ini saya kutip sebait tulisannya: "Membandingkan, melawan, menendang. Itulah halangan terpenting bagi manusia yang gagal menemukan harta yang disembunyikan di dalam. Padahal, begitu perlawanan dihentikan oleh keikhlasan, kehidupan berubah wajah seperti simfoni."

Jadi kembali lagi.... masalahku saat ini adalah:
1. Aku ingin berjuang mendapatkan “kesempatan” itu sekali lagi (entah bagaimana caranya), namun aku sadar kondisiku saat ini tidak memungkinkan. Hubungan kami baik... malah baik sekali. Kami masih sering bertemu walau sekedar makan siang, dinner, atau ke gereja. Tapi beberapa kali aku membaca signal darinya yang seolah berkata: “untuk saat ini, kita cukup berteman baik yah.”
2. Aku ingin melupakan dia selama-lamanya (entah bagaimana caranya), tapi rasa itu sudah tertancap dalam di hatiku. Hingga bila kulepas cakarnya, dia terluka, perih, dan akhirnya membekas.

Entahlah apakah suatu saat nanti ratu itu bisa jadi ratuku. Aku ingat film “500 Days of Summer” yang bercerita mengenai seorang pria (Tom) yang cinta mati terhadap seorang wanita bernama Summer. Namun Summer ternyata tidak pernah berniat menjadikan hubungan mereka lebih spesial daripada seorang teman, walaupun mereka sudah berhubungan layaknya seorang pasangan. Hingga akhirnya Summer memutuskan meninggalkan Tom dan akhirnya menikah dengan seorang pria yang ditemuinya kemudian.

Dan yang paling mengesankan buat saya adalah ending scene-nya. Tom berniat memulai pekerjaannya kembali dan hendak interview di salah satu perusahaan. Manakala sedang menunggu panggilan, dia bertemu seorang wanita, yang ternyata juga menunggu giliran interview. Dan Tom mencoba mengajaknya ngobrol. Sesaat setelah Tom dipanggil dan hendak masuk ruangan interview, sekilas Tom berpikir... dan tiba-tiba mengajak si wanita itu minum kopi setelah interview. Ya memang... penolakan itu sudah diduga. Tapi tanpa sesal, Tom melangkah maju. Namun kurang dari sepuluh detik, wanita itu merubah pikirannya dan meng-iya-kan ajakannya. Dan nama wanita itu, Autumn. Jadi... siapa yang tau kan? Jodoh mungkin datang bukan saat kita inginkan atau butuhkan. Namun aku masih menaruh percaya... semua pasti indah pada waktunya.

Jadi apa yang kupikirkan dari semua ini? Tidak... aku tidak ingin memikirkannya lagi. Bila Tuhan berkenan, aku mohon:
1. Bila memang kami berjodoh, mohon bukakan hatinya sekali lagi saja... Saya tidak akan menyiakan kesempatan ini lagi.
2. Bila memang bukan, mohon buang semua perasaan ini, supaya tidak ada lagi kepura-puraan dan sakit hati.

Aku berhenti melawan... aku serahkan pada-Mu, Tuhan. Siapapun dia nantinya di sisiku, itu yang terbaik dari-Mu. Aku hanya bersyukur Kau masih sangat baik pada-Ku hingga hari ini. Nasibku masih jauh lebih beruntung dari para pengamen jalanan, pengemis di perempatan, anak terlantar, dan lain-lain.

Hai Ratu... manakala engkau lelah dengan ego-mu... ingatlah aku... yang tak pernah letih menjumpaimu... walau hanya dalam mimpi.

Kondangan Senen Malem (1)

Selamat kawin, Yayah and Jaya!!!

Satu per satu, BebsGaul mulai melepas masa lajang. Dimulai dari Gouw, sekarang Yayah. Sebentar lagi Joko. Tinggal lima anggota lagi yang masih jomblo. Hahaha... Iri?? Hmmm ada sih sedikit. Tapi kalo saya pribadi lebih ke arah geregetan aja. Hehehe...

Saya inget mungkin sekitar setahun lebih yang lalu, Yayah masih jomblo. Lalu dia sempet bilang klo dapet nanti mao cepet kawin aja. Dan saya rasa dia bener-bener meyakinkan dirinya untuk itu. Saya juga yakin doa-doa yang dilantunkannya kepada Yang Kuasa cukup kuat mengenai hal itu. Yah saya bukan sok yakin, tapi pasti permohonan itu sih pasti ada dalam doanya. Dan memang saya rasa berkah dari Tuhan, suatu waktu dia cerita kalau dia sedang dilema untuk memilih pria. Lihat saja... apakah itu bukan namanya berkah? Bagi saya, bisa mendapat satu saja sudah berkah. Yayah bisa dapet dua pilihan.

Lucunya, awalnya memang berat ke si pria A, karena menurutnya lebih bisa dia terima secara kriteria. Namun yang namanya jodoh... orang pun gak akan pernah nyangka. Kalau ternyata si pria B (Jaya) yang berhasil merebut hatinya. Dan memang benar ternyata, dia gak pacaran lama-lama. Hingga akhirnya malam ini mereka setuju untuk menikah. Doaku untukmu selalu, sahabat. Senang rasanya melihat sahabat-sahabatku berbahagia. Jujur saya senang...

Sekali lagi... selamat kawin, Yayah and Jaya!! Semoga bahagia selalu....