Wednesday, August 31, 2011

Karena untuk sekali lagi aku meragu

Sedari awal, aku tidak peduli blog ini sifatnya published atau bukan. Dan aku juga tau ada beberapa orang yang bahkan tidak pernah kuberi tahu mengenai keberadaan blog ini pun pernah membacanya. Malah ada beberapa orang yang tidak kukenal, ternyata mengenalnya melalui adikku. Sejujurnya aku tidak pernah berusaha untuk “meng-eksis-kan” diriku, namun semua catatan ini ingin kujadikan kenangan dan tolok ukur pencapaian hidupku. Tak peduli siapa yang tahu, melihat, membaca, atau bahkan mengomentarinya, aku akan tetap menulis.

Entah kenapa judul ini kembali tertulis dalam ingatanku. Aku tahu… kamu tahu… apa yang pernah aku alami dan aku rasakan akan seseorang yang dulu pernah sangat “mengisi” dalam hidupku. Seperti yang pernah kuutarakan, kalau sesungguhnya aku sedang berusaha membuat segunung tanah untuk mengubur, membangun tembok setinggi langit supaya tidak dapat lagi kulihat sinar apa yang pernah mencerahkan hatiku.

Memang terdengar tolol, sebagai seorang pria seharusnya aku bisa dengan mudah melupakan sesuatu. Dan memang pada kenyataannya aku tidak sulit untuk bersikap lebih cuek dan tidak peduli. Namun, untuk kasus yang satu ini adalah pengecualian. Aku tidak pernah membayangkan siapa yang Tuhan berikan untukku untuk melengkapi hidupku nantinya. Yang pasti setiap kali aku memikirkan itu, semua tertuju padanya. Dan hanya dia seorang. Walaupun pernah beberapa kali aku bisa saja mengakhiri semua penderitaan ini, namun hatiku tetap bergeming. Aku tahu rasanya memang sakit untuk menyangkal diri ini sendiri. Memang sakit mengetahui kalau dia lebih dekat dengan pria lain. Memang sakit rasanya mengetahui kalau dia pun sudah tidak akan pernah sedikitpun terpikir tentangku. (untuk yang terakhir ini hanya dugaan, aku pun tak pernah tahu isi pikirannya selama ini). Manakala kami berkumpul dengan yang lainnya, aku tidak henti meneriakkan hatiku untuk memadamkan api yang muncul, bahkan tidak untuk sepercik api pun. Yah… memang benar… SANGAT TIDAK MUDAH!!! Dan buruknya, seperti yang pernah kuberitahukan sebelumnya, aku semakin curiga dengan semua orang di dekatku yang dekat dengannya juga. Namun, aku tidak akan pernah mencaritahu.

Walaupun kami jarang berkomunikasi intens dan sering, kami sempat bertemu berdua walau sekedar untuk makan siang atau bertemu saja. Dan… dia tidak pernah berubah, tetap hangat, ceria dan semua seperti tidak pernah ada sedikit pun hal bodoh atau menyakitkan yang pernah kubuat yang mengganjal di hatinya. Dia bersikap dewasa dan bersahabat. Dan tentunya dia tidak lupa. Dia tetap menanyakan kabarku dan perkembangan terakhirku.

Sejujurnya pikiranku lelah bertarung dengan hatiku. Belakangan ini aku seringkali terbangun di malam hari dengan berbagai pikiran yang mengganggu, dari masalah keluargaku hingga pribadiku. Salah satunya tentu mengenai “dirinya.”

Di satu sisi, hatiku sangat berharap agar dia bisa sedikit saja membukakan pintu untukku dan memberikan kesempatan sekali lagi. Bahkan bila memang Tuhan berkenan, aku memohon supaya aku memiliki waktu berdua dengannya, dan aku ingin dia menuangkan semua yang ada di hatinya selama ini, agar aku tahu dan tidak bertanya-tanya.

Di sisi lain, aku selalu berkeras agar aku bisa mati rasa. Namun setiap saat kucoba, dia semakin tergambar jelas di kepalaku. Aku benar-benar tersihir. Dan jangan kaget, saya tidak melebih-lebihkan. Saya pernah membentur-benturkan kepala ini supaya yang ada hanya rasa sakit dan tidak ada tertinggal sedikit pun kenangan indah.

Setelah liburan dua hari belakangan ini, sekali lagi aku meragu… rasa itu masih ada… masih kuat…

Tuesday, August 30, 2011

Libur Lebaran

Seminggu terakhir ini adalah libur lebaran yang cukup panjang. Yah setidaknya ini liburan lebaran terpanjangku setelah lulus kuliah. Di perusahaan sebelumnya aku selalu memanfaatkan untuk tetap masuk kantor karena dari sisi kesibukan akan sedikit mengendur, dan tekanan jauh berkurang. Dan sekarang, “mau tak mau” aku harus ikut cuti bersama.

Untuk mengisi waktu libur panjang tersebut, saya memang sudah lama ingin “membukit”, dan Lembang-lah memang tujuan yang dari dulu kami incar. Oh ya… “kami”… seperti biasa, teman-teman terbaikku lah yang pasti ada untuk mengisi hari-hariku. Joko, Bendot, Pipi, Chichi, dan Romo. Memang terasa sangat kurang karena tidak ada Yayah dan Gouw. Yah memang singkat. Hanya semalam kami bersenang-senang. Namun kami masih sering berkumpul, jadi bukan masalah besar.

Sebetulnya aku ingin menikmati hari-hariku bersama mereka lebih lama. Yah walau memang aku juga ingin sekali menghabiskan waktu dengan keluargaku, terutama orang tuaku. Entah kenapa aku merasa aku akan “berpetualang” lagi di masa-masa mendatang. Beberapa tawaran memang datang dari luar negeri, dan yang terakhir paling anyar adalah salah satu perusahaan research worldwide (N**LS*N) yang menawariku posisi Manager untuk Quantitative Research Manager. Namun sepertinya tidak akan menemui kata sepakat soal gaji. Setelah kuhitung dengan mempertimbangkan segala aspek, sepertinya memang perlu dipikirkan lebih lanjut. Aku hanya berdoa supaya penawaran yang datang, benar-benar cocok dan memberikan angka yang setimpal.

Dan untuk alasan di atas, aku memang benar-benar serius untuk menggapainya. Oleh karena itu, hari demi hari aku mencoba berusaha menikmati setiap kesempatan bersama orang-orang yang kucintai, keluargaku, dan teman-temanku.

Jadi… selama libur ini, aku ingin menikmati semuanya bersama orang-orang terdekatku yang kusayang.

Saturday, August 13, 2011

kosong

Kosong... Hampa...

Baru ngerasain sampe yang begininya nih gue. Kok perasaan weekend gue sekarang banyak dipake sama kesibukan gak jelas. Sepertinya perlu lebih banyak bersosialisasi lagi. Sedikit demi sedikit gue merasa kehilangan moment masa muda gue. Seharusnya lebih banyak waktu luang untuk diri gue sendiri untuk bisa lebih berteman lagi. Kurang egois tampaknya.

Belakangan gue selalu diliputi kecurigaan, feels that something hidden from me. Dan entah kenapa rasa curiga itu makin besar. Entah kenapa gue ngerasa orang-orang di sekitar gue, bahkan teman-teman terdekat gue menyimpan sesuatu yang menurut gue adalah sesuatu yang cukup besar. I don’t know why I’ve been feeling about this since few months back. Things have just been very mysterious all the time. And I have a bad feeling that if I ever had a chance to know it someday, this would be very painful.

Semoga cuma firasat gue aja yang salah ya…


Saturday, August 6, 2011

Semoga bukan apa-apa

Belakangan, walau kondisi badanku biasa-biasa saja, dan aku merasa kalau istirahat ku cukup, dibandingkan saat masih bekerja di perusahaan sebelumnya, namun beberapa kali sempat kehilangan keseimbangan, goyang seperti gempa, dan kepala seakan jatuh. Selain itu, jari tangan ku terkadang kebas dan selalu berusaha untuk menekuk.

Kalau kutelusuri, secara ilmu kesehatan, sepertinya memang ada gangguan pada tubuh, seperti gejala anemia, asam urat, bahkan yang kutakuti selama ini, jantung.

Semoga bukan apa-apa yang berbahaya. Sekarang aku hanya berusaha untuk tetap menjaga pola hidup supaya tidak terlalu lelah, makan sehat (walau sulit terwujud), dan menyempatkan untuk olahraga.

Yah sekali lagi… semoga bukan apa-apa yang serius.