Sungguh ku tak berani
Menegurmu ku tak berani
Memanggilmu ku tak berani
Gentar ku tak sampai hati
Manakala kutau kau di sana
T'lah berlabuh di dermaga
Dermaga si pengelana
Musnah sudah semua asa
Bohong bila ku sudi
Menerima semua perih ini
Hanya bisa kutangisi
Takkan kuampuni diri
Tuhan, adakah kiranya
Mujizat buatku yang nyata
Maaf ku s'lalu bertanya
Kar'na aku orang biasa
| Steven | Steve | TLoR | TLuR | egg | Stip | iPenk | n'Tip | n'Dut | Stepen | Stevie | Delano | Kodut | Kobaw | mBuL
Friday, April 13, 2012
Monday, April 2, 2012
happy birthday to you
Well... I feel like I don't deserve to say this directly because sometimes I still expect what seems impossible from you. Moreover, I've never given something special to you. So pity...
However... happy birthday to you. I'm wishing you nothing but the best. I know it would hurt me... but truly if that guy weren't myself, I hope he'd be the best for you.
However... happy birthday to you. I'm wishing you nothing but the best. I know it would hurt me... but truly if that guy weren't myself, I hope he'd be the best for you.
Sunday, April 1, 2012
Maaf... aku sedang ingin menulis
Hehe... tadi mengenai Papa. Sekarang saya cuma ingin curhat aja. Karna saya tidak punya teman curhat lagi. Hmmmm mulai dari apa ya...
Cukup menyesal
Nah ini kira-kira tentang apa ya...
Yak.... tentu saja. Pekerjaan dan karir. Keputusan saya untuk keluar dari perusahaan saya yang lama agak sedikit menyisakan penyesalan. Seperti yang saya duga sejak awal, saya tidak mendapat value-added dari pekerjaan ini. Komitmen, tanggung jawab sudah diberikan. Tapi ternyata segala yang terjadi setahun terakhir, menjadi alasan utama bagi saya untuk segera keluar dari tempat ini.
1. Atasan yang pintar bukan main, tapi semena-mena dan heartless. His logic plays dominantly against his feeling. We know who...
2. Management yang pandai berpolitik. Politik memang biasa, tapi buat saya ini menjijikan.
3. Supervisor yang hmm.... baik tp lack of fighting spirit. I need more than just a supervisor, I need good leader as well as friend.
4. Negative influence from colleagues.
5. Sacrifice more, gain less.... Kompensasi-nya sangat tidak memuaskan.
So... tinggal tunggu waktu deh.
Hampir Lunas
Yah kalo ngomongin "lunas" yah sudah pasti berhubungan dengan "utang."
Saya gak malu kok untuk bilang saya punya utang. Namun setiap ngutang, saya pasti bertekad melunasi-nya. Selama apa pun itu. Kalau boleh dirunut ke belakang, untuk apa saya berhutang? Kalah judi? Kebanyakan pake kartu kredit? Pinjam duit sama rentenir? Tidak satupun dari itu semua. Sepenuhnya untuk "keluargaku." Mulai dari: biaya kuliah rio, biaya kuliah lia, uang jajan dan transport mereka, bayar iuran listrik, air, iuran wajib keamanan, belanja kebutuhan bulanan, dan biaya-biaya tak terduga lainnya.
Lalu apakah saya menyesal/terpaksa? Tidak... Apalagi kalau sampai ada yang bilang bahwa saya bersembunyi dibalik keluarga saya... Itu tidak sama sekali. Ini bukan alibi kok. Ini yang terjadi.
Sepenuhnya saya ingin berterima kasih kepada kreditur yang notabene adalah orang-orang terdekat saya sejak dulu. Maaf saya menyamarkan nama mereka yah dengan inisial:
EW >>> Sejak kuliah selalu membantu saya. Maaf, butuh 10thn melunasinya yah.
JB >>> Maaf, butuh 3thn untuk melunasinya yah.
KK >>> Maaf, butuh 5thn untuk melunasinya yah.
SL >>> Maaf, butuh 2thn untuk melunasinya yah.
Dan semua tinggal sediikkiitttt lagi. Pelan tapi pasti!!! saya bersyukur bisa melewati ini semua. Ternyata memang benar... Saya tidak butuh kalkulator. Tuhan yang akan dengan senang hati membantu saya untuk menghitungnya. Karna hitungan-Nya jauh lebih akurat.
Tak bisa ke lain hati
Hehehe... galau lagi deh. yah abis begimana... saya gak punya temen curhat lagi sejak pindah ke karawaci. Saya belum bisa dengan mudah curhat ini itu.
Salah satu plan saya tahun ini adalah mengakhiri kehidupan jomblo saya yang sudah berlangsung 12 tahun. Tapi memang gak ngebet-ngebet amat sih.
Beberapa kali saya coba probing dengan beberapa wanita, selalu gagal. Gagal-nya ini dalam banyak arti. Satu, saya ditolak karna "kurang menarik." Dua, saya "kurang berduit". Dan yang ketiga ini lebih dari saya sendiri, gak dapet "click" nya.
Hahahaha.... yg ketiga emang klise yah. dan cukup standard buat saya. Apa saya menyerah?? Tidak!!! Minder?? Apalagiiiiii!!!!
Tapi dari apa yang saya alami selama ini, jujur saja... sulit melupakan seseorang. Saya rasa gak perlu dikatakan disini. yang pasti dia berhasil menancapkan paku yang cukup dalam di hati dan pikiran saya. Alhasil... saya sulit untuk pindah ke lain hati.
Cukup menyesal
Nah ini kira-kira tentang apa ya...
Yak.... tentu saja. Pekerjaan dan karir. Keputusan saya untuk keluar dari perusahaan saya yang lama agak sedikit menyisakan penyesalan. Seperti yang saya duga sejak awal, saya tidak mendapat value-added dari pekerjaan ini. Komitmen, tanggung jawab sudah diberikan. Tapi ternyata segala yang terjadi setahun terakhir, menjadi alasan utama bagi saya untuk segera keluar dari tempat ini.
1. Atasan yang pintar bukan main, tapi semena-mena dan heartless. His logic plays dominantly against his feeling. We know who...
2. Management yang pandai berpolitik. Politik memang biasa, tapi buat saya ini menjijikan.
3. Supervisor yang hmm.... baik tp lack of fighting spirit. I need more than just a supervisor, I need good leader as well as friend.
4. Negative influence from colleagues.
5. Sacrifice more, gain less.... Kompensasi-nya sangat tidak memuaskan.
So... tinggal tunggu waktu deh.
Hampir Lunas
Yah kalo ngomongin "lunas" yah sudah pasti berhubungan dengan "utang."
Saya gak malu kok untuk bilang saya punya utang. Namun setiap ngutang, saya pasti bertekad melunasi-nya. Selama apa pun itu. Kalau boleh dirunut ke belakang, untuk apa saya berhutang? Kalah judi? Kebanyakan pake kartu kredit? Pinjam duit sama rentenir? Tidak satupun dari itu semua. Sepenuhnya untuk "keluargaku." Mulai dari: biaya kuliah rio, biaya kuliah lia, uang jajan dan transport mereka, bayar iuran listrik, air, iuran wajib keamanan, belanja kebutuhan bulanan, dan biaya-biaya tak terduga lainnya.
Lalu apakah saya menyesal/terpaksa? Tidak... Apalagi kalau sampai ada yang bilang bahwa saya bersembunyi dibalik keluarga saya... Itu tidak sama sekali. Ini bukan alibi kok. Ini yang terjadi.
Sepenuhnya saya ingin berterima kasih kepada kreditur yang notabene adalah orang-orang terdekat saya sejak dulu. Maaf saya menyamarkan nama mereka yah dengan inisial:
EW >>> Sejak kuliah selalu membantu saya. Maaf, butuh 10thn melunasinya yah.
JB >>> Maaf, butuh 3thn untuk melunasinya yah.
KK >>> Maaf, butuh 5thn untuk melunasinya yah.
SL >>> Maaf, butuh 2thn untuk melunasinya yah.
Dan semua tinggal sediikkiitttt lagi. Pelan tapi pasti!!! saya bersyukur bisa melewati ini semua. Ternyata memang benar... Saya tidak butuh kalkulator. Tuhan yang akan dengan senang hati membantu saya untuk menghitungnya. Karna hitungan-Nya jauh lebih akurat.
Tak bisa ke lain hati
Hehehe... galau lagi deh. yah abis begimana... saya gak punya temen curhat lagi sejak pindah ke karawaci. Saya belum bisa dengan mudah curhat ini itu.
Salah satu plan saya tahun ini adalah mengakhiri kehidupan jomblo saya yang sudah berlangsung 12 tahun. Tapi memang gak ngebet-ngebet amat sih.
Beberapa kali saya coba probing dengan beberapa wanita, selalu gagal. Gagal-nya ini dalam banyak arti. Satu, saya ditolak karna "kurang menarik." Dua, saya "kurang berduit". Dan yang ketiga ini lebih dari saya sendiri, gak dapet "click" nya.
Hahahaha.... yg ketiga emang klise yah. dan cukup standard buat saya. Apa saya menyerah?? Tidak!!! Minder?? Apalagiiiiii!!!!
Tapi dari apa yang saya alami selama ini, jujur saja... sulit melupakan seseorang. Saya rasa gak perlu dikatakan disini. yang pasti dia berhasil menancapkan paku yang cukup dalam di hati dan pikiran saya. Alhasil... saya sulit untuk pindah ke lain hati.
Good luck, Dad!!!
Apakah judul di atas terdengar seperti 'perpisahan'?
Hmm... ga juga sih sebetulnya. Sekitar 2-3 minggu lalu, Papa memutuskan untuk "bersedia" bekerja untuk orang lain. Yah memang masih ada hubungan keluarga juga. Tapi yang terpenting adalah kemauan dia yang cukup kuat untuk kembali bekerja.
Mungkin dia juga sudah cukup merasa jenuh karena terlalu lama mendekam di rumah saja. Tidak ada yang bisa dilakukan. Dan saya yakin, sebagai seorang pria dan kepala keluarga, pasti dia merasa ada sedikit beban dan perasaan bertanggung jawab untuk menghasilkan sesuatu untuk keluarga.
Yah terdengar terlambat memang, malahan tanggal 9 April ini, beliau sudah akan berumur 56 tahun, yang notabene merupakan umur ideal untuk seorang pensiunan. Tapi apa boleh buat, beliau baru memulai lagi kehidupannya. Dan buat saya, tidak ada kata "terlambat."
Memang yang cukup berat adalah, menghadapi fakta bahwa dia akan berada sedikit jauh dari rumah. Dia akan tinggal di Karawang. Dan mungkin akan pulang ke rumah dalam kurun waktu tertentu. Sekitar sebulan sekali. Di samping itu, saya juga mengkuatirkan kondisi papa yang sudah berumur. Saya tidak ingin papa menjadi terganggu kesehatannya dengan keputusannya ini. Hal ini yang juga menjadi concern adik-adikku. Namun setelah kupikir lebih jauh, sepertinya ini bisa menjadi solusi juga. Tingkat stress yang dimiliki-nya bila sedang berada di rumah (tanpa aktivitas) akan cukup tinggi dibandingkan dia bisa mengerjakan sesuatu yang bisa mengisi hari-hari tuanya. Jadi, kami setuju dan mendukung. Dengan catatan, papa tidak boleh melakukan pekerjaan kasar yang mudah mengganggu kesehatannya.
Hingga hari ini...
Yah sampai saat ini, malah saya mendapat hasil yang cukup positif. Di kala kami sesekali menelpon papa, beliau terdengar cukup senang. Sesekali dia melemparkan lelucon. Dan yang penting adalah tidak ada tekanan lagi yang dirasakan oleh mama. Saat mereka berdua suka bertelepon pun saya sering mencuri dengar dan saya cukup senang mendengar mama seringkali tertawa senang dan terpingkal-pingkal. So... why so worry about that... Malah yang sekarang jadi concern-ku adalah Mama. Manakala saya dan Rio sedang bekerja, Lia sedang kuliah, maka Mama akan sendirian di rumah. Yah semoga ini cuma ketakutan-ketakutan normal saja. Saya yakin Tuhan jaga dia juga di rumah.
Good luck, Dad!! I know you've plans, something for us to achieve. I wish you nothing but the best, Dad.
Love from your eldest son,
Steven
Hmm... ga juga sih sebetulnya. Sekitar 2-3 minggu lalu, Papa memutuskan untuk "bersedia" bekerja untuk orang lain. Yah memang masih ada hubungan keluarga juga. Tapi yang terpenting adalah kemauan dia yang cukup kuat untuk kembali bekerja.
Mungkin dia juga sudah cukup merasa jenuh karena terlalu lama mendekam di rumah saja. Tidak ada yang bisa dilakukan. Dan saya yakin, sebagai seorang pria dan kepala keluarga, pasti dia merasa ada sedikit beban dan perasaan bertanggung jawab untuk menghasilkan sesuatu untuk keluarga.
Yah terdengar terlambat memang, malahan tanggal 9 April ini, beliau sudah akan berumur 56 tahun, yang notabene merupakan umur ideal untuk seorang pensiunan. Tapi apa boleh buat, beliau baru memulai lagi kehidupannya. Dan buat saya, tidak ada kata "terlambat."
Memang yang cukup berat adalah, menghadapi fakta bahwa dia akan berada sedikit jauh dari rumah. Dia akan tinggal di Karawang. Dan mungkin akan pulang ke rumah dalam kurun waktu tertentu. Sekitar sebulan sekali. Di samping itu, saya juga mengkuatirkan kondisi papa yang sudah berumur. Saya tidak ingin papa menjadi terganggu kesehatannya dengan keputusannya ini. Hal ini yang juga menjadi concern adik-adikku. Namun setelah kupikir lebih jauh, sepertinya ini bisa menjadi solusi juga. Tingkat stress yang dimiliki-nya bila sedang berada di rumah (tanpa aktivitas) akan cukup tinggi dibandingkan dia bisa mengerjakan sesuatu yang bisa mengisi hari-hari tuanya. Jadi, kami setuju dan mendukung. Dengan catatan, papa tidak boleh melakukan pekerjaan kasar yang mudah mengganggu kesehatannya.
Hingga hari ini...
Yah sampai saat ini, malah saya mendapat hasil yang cukup positif. Di kala kami sesekali menelpon papa, beliau terdengar cukup senang. Sesekali dia melemparkan lelucon. Dan yang penting adalah tidak ada tekanan lagi yang dirasakan oleh mama. Saat mereka berdua suka bertelepon pun saya sering mencuri dengar dan saya cukup senang mendengar mama seringkali tertawa senang dan terpingkal-pingkal. So... why so worry about that... Malah yang sekarang jadi concern-ku adalah Mama. Manakala saya dan Rio sedang bekerja, Lia sedang kuliah, maka Mama akan sendirian di rumah. Yah semoga ini cuma ketakutan-ketakutan normal saja. Saya yakin Tuhan jaga dia juga di rumah.
Good luck, Dad!! I know you've plans, something for us to achieve. I wish you nothing but the best, Dad.
Love from your eldest son,
Steven
Sunday, February 26, 2012
Waktu Cepat Berlalu
Well.... sudah lama sekali sejak post terakhir saat Natal di penghujug tahun lalu. Banyak yang sudah terlewat. Mungkin sekedar mengingat beberapa hal yang sudah lewat, baiknya kurangkum di bawah.
Natal 2011 - Tahun Baru 2012
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja pergantian tahun ini buat saya banyak sekali untuk direnungkan. Natal kulewati seperti biasa, namun suasana selalu spesial. Malam Tahun Baru kemarin, kuhabiskan dengan kedua orang tuaku. Akhirnya... sejak lama saya tidak merayakannya bersama mereka, akhirnya saya memutuskan untuk menenangkan diri di rumah dan merayakannya secara santai, sederhana, dan hangat dengan orang tuaku. Bicara mengenai resolusi, seperti biasa... saya tidak punya resolusi. Buat saya setiap hari adalah resolusi dan harus lebih baik dari hari kemarin.
Bulan-bulan yang berat
Di kantor, kami sedang dalam siklus tahunan yang membutuhkan fokus cukup besar. Apalagi kalau bukan bonus tahunan. Terhitung sejak beberapa hari sebelum Natal, waktu tidur sayang minim, akhir pekan harus ke kantor, dll. Dan itu masih terjadi hingga hari ini. Dan baru akan longgar sekitar awal April. Ayoo... tetap semangat. Masih 1 bulan lagi... oopsss... kata bijak temen saya, jangan bilang: "Masih 1 bulan", tetapi katakan: "Tinggal 1 bulan".
J12A
Bulan Februari, banyak yang sudah terlewat.
- Peringatan 15 thn meninggal Phopho (Feb 5 2007)
- Ulang Tahun Perkawinan ke 29 Papa-Mama (Feb 6 1983)
- J12A -> banyak yang bertanya, ini maksudnya: Jomblo 12 Annum. 12thn jomblo lama juga ya. Okeh... waktunya diakhiri. Semoga tidak ada J13A.
OK... saya istirahat dulu ya. Sudah sangat lelah memandangi laptop.
Natal 2011 - Tahun Baru 2012
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja pergantian tahun ini buat saya banyak sekali untuk direnungkan. Natal kulewati seperti biasa, namun suasana selalu spesial. Malam Tahun Baru kemarin, kuhabiskan dengan kedua orang tuaku. Akhirnya... sejak lama saya tidak merayakannya bersama mereka, akhirnya saya memutuskan untuk menenangkan diri di rumah dan merayakannya secara santai, sederhana, dan hangat dengan orang tuaku. Bicara mengenai resolusi, seperti biasa... saya tidak punya resolusi. Buat saya setiap hari adalah resolusi dan harus lebih baik dari hari kemarin.
Bulan-bulan yang berat
Di kantor, kami sedang dalam siklus tahunan yang membutuhkan fokus cukup besar. Apalagi kalau bukan bonus tahunan. Terhitung sejak beberapa hari sebelum Natal, waktu tidur sayang minim, akhir pekan harus ke kantor, dll. Dan itu masih terjadi hingga hari ini. Dan baru akan longgar sekitar awal April. Ayoo... tetap semangat. Masih 1 bulan lagi... oopsss... kata bijak temen saya, jangan bilang: "Masih 1 bulan", tetapi katakan: "Tinggal 1 bulan".
J12A
Bulan Februari, banyak yang sudah terlewat.
- Peringatan 15 thn meninggal Phopho (Feb 5 2007)
- Ulang Tahun Perkawinan ke 29 Papa-Mama (Feb 6 1983)
- J12A -> banyak yang bertanya, ini maksudnya: Jomblo 12 Annum. 12thn jomblo lama juga ya. Okeh... waktunya diakhiri. Semoga tidak ada J13A.
OK... saya istirahat dulu ya. Sudah sangat lelah memandangi laptop.
Monday, December 26, 2011
Kota Terbaik untuk Natal
Monday, December 19, 2011
Kondangan Senen Malem (2)
“Ratu Lain” malam itu...
Maaf saya memang tidak akan menyebutkan namanya. Tapi memang dia selalu menarik perhatianku. Kencang hati ini berusaha mengabaikan... meyakinkan diri dan otak supaya tiada pernah terpikir olehku untuk mencoba kembali. Di kepalaku selalu kudengungkan: “Dia terlalu sempurna untukmu, Steven. Kau bahkan masih bersembunyi dibalik kekurangan keluargamu.”
Namun semakin keras kudengungkan, semakin liar pula hatiku berteriak: “Tau apa kamu tentang jodoh?? Kau lihat Yayah yang tiba-tiba takluk oleh pria yang mungkin bukan pilihan awalnya.”
Kemarin aku membaca beberapa artikel mengenai motivasi diri. Dan saya membaginya membagi dua tipe. Tipe yang pertama adalah motivasi yang bersifat menguatkan diri dan menantang diri sendiri supaya terpacu dalam kompetisi. Saya lupa sumbernya dari mana dan siapa. Namun yang pasti artikel ini memicu gairah saya supaya saya lebih berusaha untuk menggapai segala keinginan saya, termasuk masalah jodoh. Intinya, artikel ini mengajak pembacanya untuk tidak mudah menyerah, dan “memaksa” kita untuk lebih jeli dalam melihat kesempatan.
Tipe kedua, cukup menarik perhatian saya. Saya dapat dari majalah Infob*nk, yang notabene mestinya adalah majalah mengenai bank. Namun intermezzo nya cukup menarik. Penulisnya kebetulan salah satu favorit saya di radio S*nora, yaitu Pak Gd* Pr*ma. Beliau menulis mengenai bagaimana menghadapi masalah dan rintangan. Dan saya cukup terkejut dan terkesan mengenai pemikirannya untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Sangat berlawanan dengan tipe 1. Dia mengajak kita untuk “berhenti melawan.” Sekilas saya tertarik dengan tagline itu, makanya saya habiskan artikel itu dengan cepat. Setelah kurenungi lebih dalam lagi. Ya... ada benarnya. Jujur semuanya adalah mengenai pencarian kedamaian hati. Menurutnya, hati yang melawan bisa berujung ketidakpuasan, kegelisahan, kecemasan, apapun itu... kita berada dalam bayang-bayang kekalahan, berkelut dalam awan gelap, dan terengah menggapai puncak. Jadi sebaiknya gimana? Biarkan semua mengalir. Bersyukur dan berterima kasih lah. Saat kau sudah dalam tahap itu, kedamaian hati akan datang dengan sendirinya. Berikut ini saya kutip sebait tulisannya: "Membandingkan, melawan, menendang. Itulah halangan terpenting bagi manusia yang gagal menemukan harta yang disembunyikan di dalam. Padahal, begitu perlawanan dihentikan oleh keikhlasan, kehidupan berubah wajah seperti simfoni."
Jadi kembali lagi.... masalahku saat ini adalah:
1. Aku ingin berjuang mendapatkan “kesempatan” itu sekali lagi (entah bagaimana caranya), namun aku sadar kondisiku saat ini tidak memungkinkan. Hubungan kami baik... malah baik sekali. Kami masih sering bertemu walau sekedar makan siang, dinner, atau ke gereja. Tapi beberapa kali aku membaca signal darinya yang seolah berkata: “untuk saat ini, kita cukup berteman baik yah.”
2. Aku ingin melupakan dia selama-lamanya (entah bagaimana caranya), tapi rasa itu sudah tertancap dalam di hatiku. Hingga bila kulepas cakarnya, dia terluka, perih, dan akhirnya membekas.
Entahlah apakah suatu saat nanti ratu itu bisa jadi ratuku. Aku ingat film “500 Days of Summer” yang bercerita mengenai seorang pria (Tom) yang cinta mati terhadap seorang wanita bernama Summer. Namun Summer ternyata tidak pernah berniat menjadikan hubungan mereka lebih spesial daripada seorang teman, walaupun mereka sudah berhubungan layaknya seorang pasangan. Hingga akhirnya Summer memutuskan meninggalkan Tom dan akhirnya menikah dengan seorang pria yang ditemuinya kemudian.
Dan yang paling mengesankan buat saya adalah ending scene-nya. Tom berniat memulai pekerjaannya kembali dan hendak interview di salah satu perusahaan. Manakala sedang menunggu panggilan, dia bertemu seorang wanita, yang ternyata juga menunggu giliran interview. Dan Tom mencoba mengajaknya ngobrol. Sesaat setelah Tom dipanggil dan hendak masuk ruangan interview, sekilas Tom berpikir... dan tiba-tiba mengajak si wanita itu minum kopi setelah interview. Ya memang... penolakan itu sudah diduga. Tapi tanpa sesal, Tom melangkah maju. Namun kurang dari sepuluh detik, wanita itu merubah pikirannya dan meng-iya-kan ajakannya. Dan nama wanita itu, Autumn. Jadi... siapa yang tau kan? Jodoh mungkin datang bukan saat kita inginkan atau butuhkan. Namun aku masih menaruh percaya... semua pasti indah pada waktunya.
Jadi apa yang kupikirkan dari semua ini? Tidak... aku tidak ingin memikirkannya lagi. Bila Tuhan berkenan, aku mohon:
1. Bila memang kami berjodoh, mohon bukakan hatinya sekali lagi saja... Saya tidak akan menyiakan kesempatan ini lagi.
2. Bila memang bukan, mohon buang semua perasaan ini, supaya tidak ada lagi kepura-puraan dan sakit hati.
Aku berhenti melawan... aku serahkan pada-Mu, Tuhan. Siapapun dia nantinya di sisiku, itu yang terbaik dari-Mu. Aku hanya bersyukur Kau masih sangat baik pada-Ku hingga hari ini. Nasibku masih jauh lebih beruntung dari para pengamen jalanan, pengemis di perempatan, anak terlantar, dan lain-lain.
Hai Ratu... manakala engkau lelah dengan ego-mu... ingatlah aku... yang tak pernah letih menjumpaimu... walau hanya dalam mimpi.
Maaf saya memang tidak akan menyebutkan namanya. Tapi memang dia selalu menarik perhatianku. Kencang hati ini berusaha mengabaikan... meyakinkan diri dan otak supaya tiada pernah terpikir olehku untuk mencoba kembali. Di kepalaku selalu kudengungkan: “Dia terlalu sempurna untukmu, Steven. Kau bahkan masih bersembunyi dibalik kekurangan keluargamu.”
Namun semakin keras kudengungkan, semakin liar pula hatiku berteriak: “Tau apa kamu tentang jodoh?? Kau lihat Yayah yang tiba-tiba takluk oleh pria yang mungkin bukan pilihan awalnya.”
Kemarin aku membaca beberapa artikel mengenai motivasi diri. Dan saya membaginya membagi dua tipe. Tipe yang pertama adalah motivasi yang bersifat menguatkan diri dan menantang diri sendiri supaya terpacu dalam kompetisi. Saya lupa sumbernya dari mana dan siapa. Namun yang pasti artikel ini memicu gairah saya supaya saya lebih berusaha untuk menggapai segala keinginan saya, termasuk masalah jodoh. Intinya, artikel ini mengajak pembacanya untuk tidak mudah menyerah, dan “memaksa” kita untuk lebih jeli dalam melihat kesempatan.
Tipe kedua, cukup menarik perhatian saya. Saya dapat dari majalah Infob*nk, yang notabene mestinya adalah majalah mengenai bank. Namun intermezzo nya cukup menarik. Penulisnya kebetulan salah satu favorit saya di radio S*nora, yaitu Pak Gd* Pr*ma. Beliau menulis mengenai bagaimana menghadapi masalah dan rintangan. Dan saya cukup terkejut dan terkesan mengenai pemikirannya untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Sangat berlawanan dengan tipe 1. Dia mengajak kita untuk “berhenti melawan.” Sekilas saya tertarik dengan tagline itu, makanya saya habiskan artikel itu dengan cepat. Setelah kurenungi lebih dalam lagi. Ya... ada benarnya. Jujur semuanya adalah mengenai pencarian kedamaian hati. Menurutnya, hati yang melawan bisa berujung ketidakpuasan, kegelisahan, kecemasan, apapun itu... kita berada dalam bayang-bayang kekalahan, berkelut dalam awan gelap, dan terengah menggapai puncak. Jadi sebaiknya gimana? Biarkan semua mengalir. Bersyukur dan berterima kasih lah. Saat kau sudah dalam tahap itu, kedamaian hati akan datang dengan sendirinya. Berikut ini saya kutip sebait tulisannya: "Membandingkan, melawan, menendang. Itulah halangan terpenting bagi manusia yang gagal menemukan harta yang disembunyikan di dalam. Padahal, begitu perlawanan dihentikan oleh keikhlasan, kehidupan berubah wajah seperti simfoni."
Jadi kembali lagi.... masalahku saat ini adalah:
1. Aku ingin berjuang mendapatkan “kesempatan” itu sekali lagi (entah bagaimana caranya), namun aku sadar kondisiku saat ini tidak memungkinkan. Hubungan kami baik... malah baik sekali. Kami masih sering bertemu walau sekedar makan siang, dinner, atau ke gereja. Tapi beberapa kali aku membaca signal darinya yang seolah berkata: “untuk saat ini, kita cukup berteman baik yah.”
2. Aku ingin melupakan dia selama-lamanya (entah bagaimana caranya), tapi rasa itu sudah tertancap dalam di hatiku. Hingga bila kulepas cakarnya, dia terluka, perih, dan akhirnya membekas.
Entahlah apakah suatu saat nanti ratu itu bisa jadi ratuku. Aku ingat film “500 Days of Summer” yang bercerita mengenai seorang pria (Tom) yang cinta mati terhadap seorang wanita bernama Summer. Namun Summer ternyata tidak pernah berniat menjadikan hubungan mereka lebih spesial daripada seorang teman, walaupun mereka sudah berhubungan layaknya seorang pasangan. Hingga akhirnya Summer memutuskan meninggalkan Tom dan akhirnya menikah dengan seorang pria yang ditemuinya kemudian.
Dan yang paling mengesankan buat saya adalah ending scene-nya. Tom berniat memulai pekerjaannya kembali dan hendak interview di salah satu perusahaan. Manakala sedang menunggu panggilan, dia bertemu seorang wanita, yang ternyata juga menunggu giliran interview. Dan Tom mencoba mengajaknya ngobrol. Sesaat setelah Tom dipanggil dan hendak masuk ruangan interview, sekilas Tom berpikir... dan tiba-tiba mengajak si wanita itu minum kopi setelah interview. Ya memang... penolakan itu sudah diduga. Tapi tanpa sesal, Tom melangkah maju. Namun kurang dari sepuluh detik, wanita itu merubah pikirannya dan meng-iya-kan ajakannya. Dan nama wanita itu, Autumn. Jadi... siapa yang tau kan? Jodoh mungkin datang bukan saat kita inginkan atau butuhkan. Namun aku masih menaruh percaya... semua pasti indah pada waktunya.
Jadi apa yang kupikirkan dari semua ini? Tidak... aku tidak ingin memikirkannya lagi. Bila Tuhan berkenan, aku mohon:
1. Bila memang kami berjodoh, mohon bukakan hatinya sekali lagi saja... Saya tidak akan menyiakan kesempatan ini lagi.
2. Bila memang bukan, mohon buang semua perasaan ini, supaya tidak ada lagi kepura-puraan dan sakit hati.
Aku berhenti melawan... aku serahkan pada-Mu, Tuhan. Siapapun dia nantinya di sisiku, itu yang terbaik dari-Mu. Aku hanya bersyukur Kau masih sangat baik pada-Ku hingga hari ini. Nasibku masih jauh lebih beruntung dari para pengamen jalanan, pengemis di perempatan, anak terlantar, dan lain-lain.
Hai Ratu... manakala engkau lelah dengan ego-mu... ingatlah aku... yang tak pernah letih menjumpaimu... walau hanya dalam mimpi.
Kondangan Senen Malem (1)
Selamat kawin, Yayah and Jaya!!!
Satu per satu, BebsGaul mulai melepas masa lajang. Dimulai dari Gouw, sekarang Yayah. Sebentar lagi Joko. Tinggal lima anggota lagi yang masih jomblo. Hahaha... Iri?? Hmmm ada sih sedikit. Tapi kalo saya pribadi lebih ke arah geregetan aja. Hehehe...
Saya inget mungkin sekitar setahun lebih yang lalu, Yayah masih jomblo. Lalu dia sempet bilang klo dapet nanti mao cepet kawin aja. Dan saya rasa dia bener-bener meyakinkan dirinya untuk itu. Saya juga yakin doa-doa yang dilantunkannya kepada Yang Kuasa cukup kuat mengenai hal itu. Yah saya bukan sok yakin, tapi pasti permohonan itu sih pasti ada dalam doanya. Dan memang saya rasa berkah dari Tuhan, suatu waktu dia cerita kalau dia sedang dilema untuk memilih pria. Lihat saja... apakah itu bukan namanya berkah? Bagi saya, bisa mendapat satu saja sudah berkah. Yayah bisa dapet dua pilihan.
Lucunya, awalnya memang berat ke si pria A, karena menurutnya lebih bisa dia terima secara kriteria. Namun yang namanya jodoh... orang pun gak akan pernah nyangka. Kalau ternyata si pria B (Jaya) yang berhasil merebut hatinya. Dan memang benar ternyata, dia gak pacaran lama-lama. Hingga akhirnya malam ini mereka setuju untuk menikah. Doaku untukmu selalu, sahabat. Senang rasanya melihat sahabat-sahabatku berbahagia. Jujur saya senang...
Sekali lagi... selamat kawin, Yayah and Jaya!! Semoga bahagia selalu....
Satu per satu, BebsGaul mulai melepas masa lajang. Dimulai dari Gouw, sekarang Yayah. Sebentar lagi Joko. Tinggal lima anggota lagi yang masih jomblo. Hahaha... Iri?? Hmmm ada sih sedikit. Tapi kalo saya pribadi lebih ke arah geregetan aja. Hehehe...
Saya inget mungkin sekitar setahun lebih yang lalu, Yayah masih jomblo. Lalu dia sempet bilang klo dapet nanti mao cepet kawin aja. Dan saya rasa dia bener-bener meyakinkan dirinya untuk itu. Saya juga yakin doa-doa yang dilantunkannya kepada Yang Kuasa cukup kuat mengenai hal itu. Yah saya bukan sok yakin, tapi pasti permohonan itu sih pasti ada dalam doanya. Dan memang saya rasa berkah dari Tuhan, suatu waktu dia cerita kalau dia sedang dilema untuk memilih pria. Lihat saja... apakah itu bukan namanya berkah? Bagi saya, bisa mendapat satu saja sudah berkah. Yayah bisa dapet dua pilihan.
Lucunya, awalnya memang berat ke si pria A, karena menurutnya lebih bisa dia terima secara kriteria. Namun yang namanya jodoh... orang pun gak akan pernah nyangka. Kalau ternyata si pria B (Jaya) yang berhasil merebut hatinya. Dan memang benar ternyata, dia gak pacaran lama-lama. Hingga akhirnya malam ini mereka setuju untuk menikah. Doaku untukmu selalu, sahabat. Senang rasanya melihat sahabat-sahabatku berbahagia. Jujur saya senang...
Sekali lagi... selamat kawin, Yayah and Jaya!! Semoga bahagia selalu....
Subscribe to:
Posts (Atom)