Monday, March 11, 2013

Ketika Hidup Tak Semudah Itu



Pagi ini, gue antar nyokap ke pasar untuk beli sarapan. Sambil menunggu beliau, gue memarkirkan motor gue di dekat gang di sekitar pasar. Dan memutuskan untuk nulis di bb.

Di depan gue ada berderet tukang becak yang sedang menunggu penumpang. Sempat jijik saat melihat si abang becak membuang ludah sembarangan dan sebagian ludahnya masih tersisa di dalam becaknya. Dan satu abang becak lagi dengan sombongnya memarkirkan becaknya dan menghalangi jalan yang bisa dilalui orang lain. Bahkan ketika diminta untuk menepikan sedikit becaknya, mukanya terlihat nyolot dan ngajakin ribut. Lengkap sudah kekonyolan pagi ini yang membuat gue berkesimpulan singkat: "gimana negara mao bersih dan tertib kalo sikap, sifat, dan mental kita seperti ini? Seakan udah jadi budaya yang biasa aja."

Tapi saat gue melihat salah satu abang becak -- kurang lebih di usia 50an, yang mengeluarkan beberapa helai uang ribuan dari kantongnya, paling cuma ada sekitar 3000-4000 rupiah, ditambah dua lembar 5000. Yah berati sampe jam 9, dia cuma pegang max 14000. Itu juga belom tentu hasil narik semua, barangkali ada sisa semalam buat kembalian. Di tambah lagi kompetisi antar tukang becak maupun angkot. Terlihat pagi ini pasar cukup rame, dan tukang becak di sekitar gue nunggu ada sekitar 10an. Setelah 20menit nunggu, baru ada 1 tukang becak yang dapet penumpang.

Well... What a tough life, isn't it?
Ketika gue pikir lagi ke belakang... Hidup gue juga gak mudah-mudah amat, dan seringnya gue merasa kurang dan ngedumel sama yang Di Atas. Semoga apa yang gue liat pagi ini dan hari-hari lainnya nanti bisa jadi pelajaran bahwa gue mesti lebih sering bersyukur, karena memang kenyataan hidup gak seperti yang terbayangkan, karena memang hidup gak semudah itu.

Sunday, January 6, 2013

Ends 2012 with Grateful


So, officially, long holiday is over. We’ll see if we will have a long one again next year. What I can say to close this year off is THANK YOU, LORD!!! Everything happened to me is Your plans and I believe they are beautiful. I summarize some of the big things happened during 2012 below.

They made it
I remembered about 6 years ago when I was just graduating from my college. I was faced by uncertain future, especially my brother and sister’s future. I have no guaranteed fund to pay their tuition fee. At that time, I was only paid less than IDR3mio/month. Well, as I said few years ago about this: “Life doesn’t need calculator; God will do the calculation.” Hence, I just let everything went in their way, and all I needed to do was just do the best.
Now, they are already graduated. Even Rio is a cum laude graduated. They both have career now and I’m very happy for that. They are also able to earn their life now. God bless you, guys.

Good health
Lately, the weather has not been very friendly. Some of us got sick and needed to have bed-rest, including me. However, there are supposed to be nothing serious and we can recover. I thank God for my parents’ health. Hopefully they can live long enough to see and play with their grand children.

In a relationship
In February 2012, I promised myself that I would put more effort in having a girlfriend before February 2013. I had been 12 years being single, and I didn’t want to make it 13 years. And again…. God granted my wish. In October 2012, He gave me one of the most priceless treasures I’ve ever had. He sent me Livia to my life.

Hence….
Yes…. That is the proper word: “grateful”
God has always been very kind to me all the time. My sincere gratitude to God, Jesus Christ, and Mother Mary for all the blessings.


IN 2013, I HOPE FOR…

A new job or better situation in office 
I’m actually not looking for a new job. What I wish for is a comfortable and supportive condition in my work place. Well, if I had to move, then that would be a better one, because I’m actually grateful for what I got right now.

A house 
That’s my target this year before I step further in my relationship with Livia.

Good health
Of course, I wish for a good health for my family and everyone I love. 

Good relationship with my loved ones
I also hope my brother, my sister, and I have good career. Moreover, our good relationship will last forever. 
With my parents, especially my dad... I hope I can be a very patient man to deal with my dad. Love you both.
With Livia, I wish we get to know and love each other more and more and more. 

Thanks God…. Thanks a million….

Tuesday, December 4, 2012

Congratulation, my Sister!!!




Last Saturday was my sister’s day. She finally graduates. And I am very happy. Moreover, I am proud of her.

Not to wait any longer, she already gets a job in Al*m S*tera (property) as Accountant. And she just started yesterday. Wow… I can’t ask for more. I just thank God for all the abundant blessings I’ve had through the year. We’ve passed all the difficult time, and He did not abandon us.

My Sister, I hope you will have a great career ahead and be a successful person in the future. My love and support for you, dear.

Again…. Congratulation, Natalia Defta Delano, SE

Sunday, November 4, 2012

She's the One


On October 27, 2012, I am officially in a relationship after twelve years being single. I finally settled my heart on her. Her name is LIVIA. Physically, you shouldn't compare her to Dian S**tro maybe hahaha. However, she is the one that fits my heart.


How it happened
Once I thought that was just a simple friendship between us. We're just colleague. As time goes by, we often go out together. From a simple lunch or dinner, sometimes doing our office stuffs together during the weekend, or went to the cinema for a movie, etc. Those frequent activities brought us to something more than just friend. I knew that I didn’t have crush on her at first. But now… things are different.

What made me attracted to her
Physically, I don’t mind at all what she looks like. Vice versa, I also hope she doesn’t mind with mine either. Apart from the physical appearance, she’s definitely smart, easy going, very friendly and thoughtful.

We’ve communicated very well so far. I can freely share my feelings, and that makes me comfort. Moreover, she understood about my situation and she can accept it. Yesterday, she told me something nice. She said when she went to church, she often sees old couples attending the holy mass together. Hand in hand, they still pray to God together and look very happy. She said that she wants to have a life like those old couples. Oh my…. 

Also, when I made an apology to her if I am not good in words in telling about my feelings to her, she doesn’t mind at all. She said she didn’t need words. Action speaks more than words. Oh Lord….

So, there won’t be the 13th years of being single.

I thank God a zillion to make all dreams come true. I can only promise to take care of her with all I have, all my life. She’s the one….. and I love her. It’s that simple.

Monday, October 1, 2012

Beranjak Pergi Setengah Hati

Tiga hari lagi tepatnya, gue bekerja di perusahaan ini selama 1.5 tahun. Banyak sekali perubahan, dan semua terjadi cukup cepat. Mulai dari perubahan structural, pergantian director, boss baru, jabatan baru buat gue, kolega yang resign, dll.

Pahit manis selama di sini pun cukup mewarnai perjalanan. Pahitnya memang terasa lebih banyak dibanding manisnya, sih. Hahaha… tapi apapun itu gue belajar cukup banyak di sini. Terlebih urusan birokrasi dan mental.

Kira-kira sebulan lalu, mantan client gue waktu gue di S**re, contact gue dan menawarkan posisi market research di B*A. Yah kena-kenanya di bank lagi sih. Yah gue cukup tertarik sih karena kan pasti ada potensi peningkatan income. Tapi beberapa kali berpikir, ada beberapa pertimbangan gue soal ini yang bikin semuanya masih 50-50 :

(1) Walaupun gaji lebih besar, namun posisi yang ditawarkan gak akan mengangkat gue secara level dibandingkan dengan posisi gue yang sekarang.

(2) Benefit yang didapetin juga memang lebih bagus sih, tapi beda2 tipis lah sama di sini. Masalahnya ada minimum year of service dulu untuk menikmati fasilitas employee loans, dll.

(3) Di sini, gue baru saja diberikan jabatan yang notabene akan menaikkan level gue dari yang sekarang. Memang secara efektif belum ada promosi yang dilakukan, tapi gue yakin pasti ada penyesuaian bulan ini. Karena memang sudah seharusnya.

(4) Boss gue memang susah diandalkan. He just saves his own a**. Sorry for being rude, but that's true. Bukan gue aja yang merasakan. Ternyata sumber gue bilang waktu dia masih di perusahaan yang lama, opininya sama persis dengan apa yang gue bilang. So, I cannot definitely rely on him.

(5) Misalnya gue jadi pindah. Yang pasti gue bakal sering ketemu mantan boss gue waktu di S**re karena banyak project yang dikerjain S**re. Nah kalo masalah ini gue gatau bakal enak atau nggak.

(6) Entah kenapa, hati kecil gue tuh bilang, sebaiknya gue bertahan di sini. Ditambah lagi, pertimbangan gue untuk bertahan adalah karena apa yang gue kerjain di sini sekarang ilmunya cukup dalem, yaitu Incentive. Sedangkan kalau gue pindah yah memang lebih research di product, tapi kayanya gak bakal sedalem di sini sih. Nah… ini tuh ganjelan terbesar gue.

So… sekarang gue dihadapin oleh pilihan lagi. Gue gatau sebetulnya gue mesti pilih mana. Kita lihat aja nanti… gak lama kok. Akhir bulan ini mestinya udah ada hasilnya.

Wednesday, September 26, 2012

Apakah Dia?

Sejak beberapa bulan terakhir, hari-hari gue mulai banyak berubah. Gue banyak menghabiskan waktu sama seseorang. Maaf tak ada nama di sini. Sebut saja LS (bukan Mawar ya hehe).

Sedikit kembali ke soal karma yang dulu pernah gue tulis. Gue selalu beranggapan makin dewasa makin hot. Nah walau tidak serius ngucapinnya, "efek" karmanya cukup keliatan.
Sebelumnya, gue tau, kamu tau, kita semua tau kalau perasaan gue ke SS tuh dalam sekali. Oleh karena itu, setiap hari gue cuma berdoa semoga apabila memang SS berjodoh dengan gue, tolong bantu bukakan pintu hatinya. Namun jika sebaliknya, tolong bunuh perasaan itu. Dan jika waktunya tiba SS menemukan "pelabuhan" terakhirnya, semoga gue diberi kekuatan supaya tidak bisa merasakan sakit.

Balik lagi ke LS. 
Jadi, dia dulunya supervisor gue sejak pindah ke bank negara tetangga ini. Tapi sejak Juli 2012, gue "promosi" dan menjadi sejajar dengan dia.

Sejak itu, hubungan pertemanan kami semakin dekat. Hampir setiap hari kita makan bareng, jalan, nonton, dll. Komunikasi semakin sering dan intens. Semua kebaikannya terasa dilengkapi dengan ketulusan dan perasaan tertentu. Apapun itu... rasa itu mulai muncul di hati gue. Gatau bener apa salah... yg pasti saat ini gue sedang mencari tau. Dan... mencari yang lain ;)
Kalo di-compare (maaf kalau gue mebanding2kan), SS jauh lebih menarik. She's every man's dream. Beda dengan LS yang menurut gue yah biasa aja. Sebelas dua belas lah kenanya sama gue.

Walaupun gue udah lama gak pacaran... tapi gue masih cukup sadar dan tau bedanya orang yang suka sama gue ato cuma sekedar menganggap temen.
Apa namanya kalau ampir tiap weekend ngajak pegi bedua doank, padahal temen dan keluarganya juga ada.
Apa namanya kalau tiap hang out di hari kerja mao nganter gue balik walaupun dia tinggal searah masuk ke tol.
Apa namanya kalo gue yang mao kondangan, tapi dia mao ikut.
Apa namanya kalo pas gue kondangan dia menawarkan diri untuk jemput gue pulang, padahal dia sudah ada di TA dan mao jemput gue juga di Harmoni.
Dari kemaren gue gak tahan pengen nembak aja rasanya... tapi kayanya masih ada yg ganjel yah.

What we have in common
Well, yang gue tau, dia juga udah lama ga punya pacar.
Sama-sama Katholik.

What I like from her
She's cheerful.. Rame bener deh orangnya.
Manja-manja ngangenin.
She's very smart.
Baik, pengertian dan nggak ngoyo.
Lucu kalo digodain, sering salah tingkah.

Apa yang mengganjel?
Dia tiga tahun lebih tua dari gue. Bukan masalah gue ga suka yg lebih tua, tapi biasanya tuntutan utk minta dikawinin cepet2 pasti lebih tinggi potensinya.
I won't talk about her physical appearance here. She's just not bad.
Ego-nya cukup besar sepertinya.
Sometimes she's a clean-freak.
Kadang pula dia terlalu blak2an kalo ngomong dan kurang sensitif dengan sekitarnya. 
However, itu cuma my personal judgement ya... belom tentu bener.
Dari sisi gue.... jelas secara materi, gue belom siap. Baru saja gue lepas dari tanggung jawab nguliahin adik2 gue. Intinya, masih belom ada yg bisa gue banggain. It's about time....

Sekarang pertanyaannya:
"Apakah dia orangnya?" atau
"Apakah saya yakin bahwa dia orangnya?"

Let's wait and see....

Thursday, August 30, 2012

She Made It

My sister made it... Well at least she learned that failure is not the end of the world. She passed the final test eventually.

I'm really happy... My heart's relieved. A million thanks, God!!!

Monday, August 6, 2012

Sekarang Saya Mengerti Rasanya

Hari ini hari yang sibuk banget sebetulnya. Gue gatau mesti mulai darimana ceritanya. Hari ini (Senin, 6 Aug 2012) adalah hari penting untuk Lia (adik gue). Hari ini dia sidang skripsinya mengenai pajak.
Sejak tadi sebelum berangkat kerja sih gue sempet kepikiran soal dia sih. Satu hal yang ada di pikiran gue adalah: "what if she fails?" Gak kebayang pastinya. Entah kenapa itu terus menghantui gue sebelum berangkat tadi. Makanya pas mao berangkat gue bilang: "I wanna hear good news ya". Lia bilang: "Pasti. Ntar siang juga aku kabarin."

Lalu gue pergi duluan karena memang gue juga lagi banyak deadline hari ini. Tapi gue sempetin nulis ini dulu deh. Kebetulan otak gue juga udah butek. Sepanjang perjalanan gue juga sempet kepikiran sama sikap dia yang semalem tuh bikin gue keki juga kadang-kadang. Dikasih tau yang bener gimana cara menampilkan sesuatu untuk dipresentasikan malah dia bilang gak perlu. Temen-temennya bilang gak perlu aneh-aneh. Cukup jengkel memang… Sangat menjengkelkan…

Tepat jam 12.27 siang ini. Lia bbm gue: "Failed. Sorry." DANG!!!! Seketika itu pula gue ngerasa…. arrgghhhhh…. campur aduk deh rasanya. Kecewa, sedih, jengkel, marah, dan yang pasti…. saat itu pula gue ngerasain apa yang mungkin orang tua gue rasain waktu gue dulu gagal rangking 1 waktu sekolah. Semua pengorbanan lo terasa hambar, sia-sia, dan pingin marah banget.

Gue tau dia pasti lagi nangis sekarang. Pasti dia shocked banget dengan ini semua. Tapi itu gak bisa nahan gue untuk gak telepon dia. Tapi anehnya… gue gak marah kok. Gue ngelihat memang ternyata sebaiknya seperti ini. Bukannya gue nyumpahin ato apa yah… tapi yang pasti gue pingin matanya terbuka, gue pingin kupingnya ngedenger, gue pingin otaknya berpikir, gue pingin intuisinya bekerja, gue pingin hatinya merendah. Itu aja…

Sebetulnya gue malu sih ngomong kalo sifat-sifat jelek itu adalah "trademark" di keluarga gue. Yah… turunan emang. Gengsi tinggi, congkak, selalu merasa benar, keras kepala, kurang mendengar, lebih banyak berpendapat. Tapi sejujurnya semuanya ini KOSONG. Dan gue sangat belajar dari ini semua. Dulu gue akuin gue begitu, tapi gue berniat untuk berubah pelan-pelan. Gue gak bilang kalo sekarang gue udah gak begitu lagi, tapi yang pasti gue selalu inget untuk gak begitu setiap kali gue akan bertindak dan berucap.

Dari awal gue liat Lia ngerjain skripsi, entah kenapa hati gue selalu bilang: "this is not good." Dan ternyata kejadian bener. Yah gue akuin ini salah gue juga karena gak mengontrol ini semua. Gue kurang memberikan guidance ke dia. Ini jadi pelajaran buat gue, Lia, dan kita semua yang peduli.

Apa yang selalu gue perdebatkan di rumah ternyata benar adanya. Setiap kali ada masalah kecil gue selalu bilang "selesaikan! Jangan ditunda!" Dari hal-hal kecil kayak misalnya benerin langit-langit rumah. Dari dulu gue bilang ke bokap gue: "panggil tukang, beresin tuh yang berantakan. Jangan sampe itu malah nyusahin di kemudian hari." Yah lo tau sendiri kan pasti masalah-masalah begitu mah DIREMEHKAN. Dan akibatnya… beberapa kali kejatuhan binatang kayak kucing yang tiba-tiba kejeblos, ato bahkan dulu sempet sampe musang yang kejeblos. Sayangnya itu bukan rumah gue sih, masih milik bokap nyokap. Kalo itu rumah gue mah gak usah nyuruh-nyuruh lagi dah.

Memang susah rasanya membuat orang untuk menghargai pendapat kita sendiri. Jangankan menghargai, mendengar saja rasanya sulit sekali. Gue bukannya men-diskreditkan Lia, justru sebaliknya, gue sayang banget sama dia, sama adik-adik gue, sama ortu gue, keluarga gue, semuanyaaa…. Makanya kita harus lebih banyak mendengar deh. Jangan lagi merasa paling benar, jangan sok tau, jangan arogan. Kalo jatoh malah berasa makin sakit.

Lia… one day kalo kamu bisa baca blog ini, seharusnya kamu bisa makin lebih bijak, dan lebih bisa MENDENGAR… Aku gak marah… gak pernah marah…